THIS SUPERHERO TOLD US, THAT THERE'S NOTHING MORE SPECIAL AND FUN, "EXCEPT CAT AND CHOCOLATE"

THIS SUPERHERO TOLD US, THAT THERE'S NOTHING MORE SPECIAL AND FUN, "EXCEPT CAT AND CHOCOLATE"
EVERY SUPERHEROES, KNOWN TO BE BORN FROM NORMAL PEOPLES, BUT THIS.. HMMMM...CKCKCK...WELL,,,,NOT

Senin, 10 April 2017

Pembiayaan Usaha

PEMBIAYAAN USAHA
Kali ini, blog ini akan membahas mengenai pembiayaan usaha. Seperti yang kita tahu, pembiayaan usaha adalah sebuah cara yang meliputi berbagai aktivitas dan kedisiplinan yang bergulir di sekitar dunia atau manajemen keuangan dan aset-aset lainnya yang berharga. Pembiayaan usaha juga dapat diartikan sebagai kegiatan bisnis atau usaha yang menitikberatkan atau terfokus pada perolehan dan penyimpanan.
Sebuah program atau kegiatan pembiayaan usaha di universitas, membiasakan mahasiswa dalam metode-metode atau cara-cara dalam berhitung dalam dunia akuntansi (accounting methodologies), strategis dalam menginvestasi dan efektif dalam manajemen utang (debt management). Pemilik usaha kecil pastinya harus mempunyai pemahaman yang padat mengenai prinsip-prinsip yang harus dimiliki dalam hal modal atau pembiayaan (biaya) untuk membuat perusahaan atau usaha mereka tetap untung.
Secara signifikan, pembiayaan diartikan pula sebagai membawa uang dalam suatu organisasi. Bisnis dapat dibiayai atau dimodali dalam beberapa langkah, dari setiap masing-masing fitur mempunyai kelebihan, kekurangan, dan keunikannnya. Metode yang sama dalam pembiayaan bisnis juga termasuk dalam melakukan utang dan mengambil kelebihan (keuntungan) dari pengaturan kredit. Pembiayaan melalui investasi yang adil atau memperoleh pendapatan melalui produk investasi yang menghasilkan ketertarikan dan peningkatan sebuah nilai.
Namun sayangnya, dalam hal jerih payah pencarian modal tetap saja ada beberapa masalah yang mungkin saja dapat menghambat jalannya usaha atau bisnis. Berikut ini adalah beberapa masalah yang kemungkinan dapat terjadi dalam pencarian modal :
·       Cash Flow (Arus Kas)
Masalah yang sangat penting di berbagai kalangan bisnis kecil. Hal tersebut tidak membantu usaha atau bisnis kecil mendapatkan keuntungan kuartal mendatang dan jika daftar gaji untuk per minggu atau per bulan tidak mempunyai dana yang cukup bagi para karyawan. Bisnis yang mana membukukan pendapatan di muka, namun tidak menyadari pendapatan untuk periode per bulan setelah itu.
·       Unforeseen Expenses (Biaya Tak Terduga)
Awal bagi perusahaan dan bisnis kecil seringkali meningkat dan membuahkan keuntungan selama hal-hal yang tak terduga tidak pernah terjadi. Sebuah toko eceran yang mana mencapai 150 juta dollar setelah pengeluaran mungkin terlihat baik sampai pada jatuh dan bangunnya perkara hukum yang menghargai si penggugat seharga 1,3 milyar dollar dan tidak ada asuransi. Bahkan, dengan biaya yang kecil, seperti retribusi pemerintah dalam semua usaha di sebuah wilayah, atau kenaikan dalam harga barang, dapat menyebabkan sebuah perubahan yang besar, pada intinya.
·       Catastrophic Change (Perubahan Bencana)
Sebuah kerjasama yang besar mungkin dapat menyelamatkan kerugian dari kunci eksekutif kecacatan atau kemangkatan. Namun, hal ini seringkali  menutup usaha kecil jika seseorang mendapatkan potongan yang besar dala tenaga kerja, apalagi jika pengusahanya itu sendiri adalah orangnya.
·       Kinerja atau konsep yang meragukan
·       Kegagalan perusahaan itu sendiri dalam hal menindaklanjuti
·       Kurangnya pengalaman serta ketajaman dalam berbisnis
·       Kurangnya hubungan dengan sumber-sumber modal


Penentuan Hubungan Finansial Wirausaha atau Perusahaan dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut :
1.   Penentuan kebutuhan kas, pastinya  untuk memulai usaha, yang meliputi :
·       Pendekatan pendapatan, yakni dengan mengembangkan jumlah modal yang diperlukan untuk mengasilkan jumlah tertentu dalam pendapatan tahunan
·       Pendekatan tingkat sewa, yakni menentukan jumlah penjualan, yang kemudian diikuti oleh modal untuk mendukung sewa
·       Pendekatan kas yang tersedia, dimulai dengan jumlah modal untuk menentukan pendapatan yang bisa saja berasal dari pengunaan yang efisien
2.   Penentuan kebutuhan kas, agi perusahaan yang sudah ada, melalui :
·       Proyeksi laporan laba rugi
·       Neraca dan arus kas
·       Ringkasan kebutuhan dan penggunaan kas
·       Bagian dari kas total yang dibutuhkan, sehingga dibiayai oleh modal ventura

Analisa Pulang Pokok
Analisa pulang pokok disebut juga sebagai analisis impas yang mana merupakan teknik analisis untuk mempelajari hubungan biaya, laba, dan volume penjualan. Hanya saja, dalam analisa ini, lebih menitikberatkan atau memperhitungkan biaya total yang terdoro atas biaya tetap dan biaya variabel.
Penghasilan total (Total Revenue, disingkat TR) dari suatu perusahaan merupakan hasil kali antara jumlah barang yang dihasilkan atau  dijual (Quantity, yang disingkat Q) dengan  harga  per unit barang tersebut (price, disingkat P). Total Revenue (TR) ini sering disebut sebagai Revenue (R). Dengan demikian TR = P x Q, di mana TR adalah total pendapatan, P adalah harga per unit dan Q adalah jumlah unit barang yang dijual.
Biaya variabel merupakan biaya yang besarnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan volume (jumlah) barang yang dihasilkan atau diproduksi, Oleh karena itu, biaya variabel merupakan fungsi dari kuantitas barang yang diproduksi atau f(Q).
Biaya total (TC) merupakan jumlah biaya tetap dan biaya variabel atas jumlah barang yang diproduks atau dihasilkan. Dari uraian biaya tetap dan variabel di atas, maka biaya total(TC) = FC + VC atau TC = k + f(Q). Maka, jika dalam suatu grafik, biaya total (TC) akan digambar mulai dari titik biaya tetap kemudian naik ke kanan atas (kemiringan positif), karena biaya total merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel. Ketika perusahaan masih belum memproduksi barang maka perusahaan sudah mengeluarkan biaya total sebesar biaya tetapnya (FC). Setelah mengetahui total penghasilan (TR) dan total biaya (TC), maka kita dapat mencari laba atau rugi operasi yaitu selisih antara TR dan TC. Perusahaan akan memperoleh laba apabila penghasilan total (TR) lebih besar dari biaya total (TC) yang ditanggung. Sebaliknya, perusahaan akan mengalami rugi apabila penghasilan total (TR) yang diperoleh lebih kecil dari biaya totalnya (TC). Apabila penghasilan total yang diperoleh besarnya sama dengan biaya total yang dikeluarkan maka perusahaan tidak mendapat keuntungan (laba) dan tidak menderita kerugian. Keadaan ini menunjukkan bahwa perusahaan dalam keadaan impas atau berada pada titik pulang pokok (Break Even Point atau BEP). Dengan demikian Break Even Point (BEP) tercapai pada saat total penghasilan (TR) = total biaya (TC)

Mencari Sumber Permodalan
Dalam memulai sebuah usaha, terdapat tiga bagian dari modal yakni, modal investasi, modal kerja, dan modal operasional. 
Bila masih bingung mencari sumber modal dalam memulai usaha, berikut empat alternatif untuk mendapat modal:

Aset dan Tabungan Pribadi
Modal sama dengan fondasi awal dari sebuah usaha yang akan dibangun. Yang paling gampang adalah menggunakan tabungan atau menjual sebagian aset berharga yang dimiliki, misalnya perhiasan atau logam mulia. Demi memulai bisnis, dibutuhkan pengorbanan. Anggaplah anda kehilangan sedikit untuk mendapat keuntungan yang lebih besar.

Cari Dana Hibah Perusahaan
Biasanya perusahaan pemerintah dan swasta memiliki anggaran untuk membangun perekonomian masyarakat disekitar perusahaan maupun masyarakat umum. Anggaran ini biasanya berupa dana modal yang disalurkan lewat divisi CSR (Corporate Social Responsibilty).

Mitra Bisnis
Jalin kerjasama dengan teman atau saudara yang memiliki minat yang sama. Dari rekan bisnis, selain modal anda juga dapat mencari rekan yang membantu operasional bisnis sehari-hari. Pilihan lainnya adalah mencari investor yang tertarik untuk menanamkan modal pada usaha anda. Pastikan kesepakatan dengan perjanjian tertulis agar kedua pihak sama-sama untung.

Pinjaman Modal Usaha

Permohonan pinjaman modal dapat dilakukan di Bank atau Koperasi. Hampir sama seperti dana hibah perusahaan, anda harus mempersiapkan profil usaha berupa proposal yang bertujuan menilai kelayakan bisnis.

Perbedaannya, pinjaman sama dengan berhutang sehingga ada ketentuan pengembalian pinjaman tersebut dalam jangka waktu tertentu yang disertai bunga pinjaman 8 hingga 10 persen per tahun.


Penilaian Perusahaan
Penilaian ini merupakan penghargaan masyarakat atas kinerja perusahaan dan prestasi yang diraih dalam melayani masyarakat atau para pemangku kepentingan. Bagi pemilik dan calon pemilik nilai perusahaan ini sangat diperhatikan karena menunjukan kemampuan perusahaan meningkatkan kesejahteraan pemiliknya.
Nilai perusahaan tercermin dalam nilai pasar dari suatu ekuitas perusahaan dan nilai pasar utang. Peluang investasi di masa mendatang juga akan mendorong kenaikan nilai perusahaan. Peluang investasi membutuhkan tambahan dana, sehingga keputusan perusahaan untuk menambah modal dalam bentuk saham baru dan atau utang akan meningkatkan nilai perusahaan.
Fakta empiris di pasar modal Indonesia menunjukkan bahwa keputusan pendanaan, kebijakan deviden, keputusan investasi, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap pergerakan nilai perusahan. Dapat dikatakan bahwa semakin tinggi harga ekuitas dan utang maka semakin tinggi nilai perusahaan, demikian juga sebaliknya.
Tidak ada nilai perusahaan yang sama, setiap investor mempunyai cara pandang yang berbeda dalam merespon informasi-informasi terkait dengan kinerja perusahaan ataupun perubahan kondisi perekonomian. Banyak cara yang dapat digunakan untuk menilai perusahaan, antara lain: Price Earnings Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), Market to Book Value (MBV), Free Cash Flow (FCF), Price to Cash Flow Ratio (PCF), Tobin’s Q.
Salah satu metode yang dibahas dalam tulisan ini adalah PER (Price Earnings Ratio), metode lain akan dibahas dalam lanjutan tulisan ini.

PER (Price Earnings Ratio)
PER adalah fungsi dari perubahan kemampuan laba yang diharapkan di masa yang akan datang. Semakin besar PER, maka semakin besar pula kemungkinan perusahaan untuk tumbuh sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
PER yaitu rasio yang mengukur aprrsiasi masyarakat atas kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemilik perusahaan. Rumusan yang digunakan adalah:
Harga Pasar Saham
PER= ——————————–
Laba per Lembar Saham. Nilai PER mencerminkan penghargaan investor terhadap kinerja perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.
Nilai PR dinyatakan dalam kelipatan, sebagai contoh tahun 2015 yang lalu harga (penutupan) saham Telkom  Rp3.105 dan Laba per Lembar Saham Rp153,66, maka nilai PER 20,21 kali. Nilai 20,21 tersebut mengungkapkan dengan sangat jelas bagaimana investor berani membayar 20 kali lebih mahal harga sebuah saham yang memberikan keuntungan Rp153,66. Nilai PER mencerminkan penghargaan investor terhadap kinerja perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.
Nilai PER berfluktuasi seirama dengan kemampuan perusahaan menciptakan keuntungan bagi pemegang saham. Investor ataupun analis perlu memperhatikan dan memahami karakter faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan nilai PER.

Daftar Pustaka
Dr. Suryana, M.Si. (2008). Kewirausahaan: Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. (cetakan ketiga). Jakarta. Penerbit Salemba Empat.
Meredith, G. Goffrey, 1996, Kewirausahaan: Teori dan praktis, Jakarta, Pustaka Binaman Pressindo
Drucker, P.F, 1996, Konsep Kewirausahaan Era Globalisasi, Erlangga: Jakarta. Terjemahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar