PEMBIAYAAN USAHA
Kali ini, blog ini akan membahas mengenai pembiayaan usaha. Seperti
yang kita tahu, pembiayaan usaha adalah sebuah cara yang meliputi berbagai
aktivitas dan kedisiplinan yang bergulir di sekitar dunia atau manajemen
keuangan dan aset-aset lainnya yang berharga. Pembiayaan usaha juga dapat
diartikan sebagai kegiatan bisnis atau usaha yang menitikberatkan atau terfokus
pada perolehan dan penyimpanan.
Sebuah program atau kegiatan pembiayaan usaha di universitas,
membiasakan mahasiswa dalam metode-metode atau cara-cara dalam berhitung dalam
dunia akuntansi (accounting methodologies), strategis dalam menginvestasi dan efektif
dalam manajemen utang (debt management). Pemilik usaha kecil pastinya harus
mempunyai pemahaman yang padat mengenai prinsip-prinsip yang harus dimiliki
dalam hal modal atau pembiayaan (biaya) untuk membuat perusahaan atau usaha
mereka tetap untung.
Secara signifikan, pembiayaan diartikan pula sebagai membawa
uang dalam suatu organisasi. Bisnis dapat dibiayai atau dimodali dalam beberapa
langkah, dari setiap masing-masing fitur mempunyai kelebihan, kekurangan, dan
keunikannnya. Metode yang sama dalam pembiayaan bisnis juga termasuk dalam
melakukan utang dan mengambil kelebihan (keuntungan) dari pengaturan kredit. Pembiayaan
melalui investasi yang adil atau memperoleh pendapatan melalui produk investasi
yang menghasilkan ketertarikan dan peningkatan sebuah nilai.
Namun sayangnya, dalam hal jerih payah pencarian modal tetap
saja ada beberapa masalah yang mungkin saja dapat menghambat jalannya usaha
atau bisnis. Berikut ini adalah beberapa masalah yang kemungkinan dapat terjadi
dalam pencarian modal :
·
Cash Flow (Arus Kas)
Masalah yang sangat penting di
berbagai kalangan bisnis kecil. Hal tersebut tidak membantu usaha atau bisnis
kecil mendapatkan keuntungan kuartal mendatang dan jika daftar gaji untuk per
minggu atau per bulan tidak mempunyai dana yang cukup bagi para karyawan. Bisnis
yang mana membukukan pendapatan di muka, namun tidak menyadari pendapatan untuk
periode per bulan setelah itu.
·
Unforeseen Expenses (Biaya Tak
Terduga)
Awal bagi perusahaan dan bisnis kecil
seringkali meningkat dan membuahkan keuntungan selama hal-hal yang tak terduga
tidak pernah terjadi. Sebuah toko eceran yang mana mencapai 150 juta dollar
setelah pengeluaran mungkin terlihat baik sampai pada jatuh dan bangunnya
perkara hukum yang menghargai si penggugat seharga 1,3 milyar dollar dan tidak
ada asuransi. Bahkan, dengan biaya yang kecil, seperti retribusi pemerintah
dalam semua usaha di sebuah wilayah, atau kenaikan dalam harga barang, dapat
menyebabkan sebuah perubahan yang besar, pada intinya.
·
Catastrophic Change (Perubahan
Bencana)
Sebuah kerjasama yang besar mungkin
dapat menyelamatkan kerugian dari kunci eksekutif kecacatan atau kemangkatan. Namun,
hal ini seringkali menutup usaha kecil
jika seseorang mendapatkan potongan yang besar dala tenaga kerja, apalagi jika
pengusahanya itu sendiri adalah orangnya.
·
Kinerja atau konsep yang meragukan
·
Kegagalan perusahaan itu sendiri
dalam hal menindaklanjuti
·
Kurangnya pengalaman serta ketajaman
dalam berbisnis
·
Kurangnya hubungan dengan
sumber-sumber modal
Penentuan Hubungan Finansial Wirausaha atau Perusahaan dapat
dilakukan dengan langkah-langkah berikut :
1.
Penentuan kebutuhan kas, pastinya untuk
memulai usaha, yang meliputi :
· Pendekatan pendapatan, yakni dengan
mengembangkan jumlah modal yang diperlukan untuk mengasilkan jumlah tertentu
dalam pendapatan tahunan
· Pendekatan tingkat sewa, yakni
menentukan jumlah penjualan, yang kemudian diikuti oleh modal untuk mendukung
sewa
· Pendekatan kas yang tersedia, dimulai
dengan jumlah modal untuk menentukan pendapatan yang bisa saja berasal dari
pengunaan yang efisien
2.
Penentuan kebutuhan kas, agi perusahaan yang sudah ada, melalui :
· Proyeksi laporan laba rugi
· Neraca dan arus kas
· Ringkasan kebutuhan dan penggunaan
kas
· Bagian dari kas total yang
dibutuhkan, sehingga dibiayai oleh modal ventura
Analisa Pulang Pokok
Analisa pulang pokok disebut juga sebagai analisis impas yang
mana merupakan teknik analisis untuk mempelajari hubungan biaya, laba, dan
volume penjualan. Hanya saja, dalam analisa ini, lebih menitikberatkan atau
memperhitungkan biaya total yang terdoro atas biaya tetap dan biaya variabel.
Penghasilan total (Total Revenue, disingkat TR) dari suatu
perusahaan merupakan hasil kali antara jumlah barang yang dihasilkan atau dijual (Quantity, yang disingkat Q) dengan harga per
unit barang tersebut (price, disingkat P). Total
Revenue (TR) ini sering
disebut sebagai Revenue (R). Dengan demikian TR = P x Q, di
mana TR adalah total pendapatan, P adalah harga per unit dan Q
adalah jumlah unit barang yang dijual.
Biaya variabel merupakan biaya yang besarnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan
volume (jumlah) barang yang dihasilkan atau diproduksi, Oleh karena itu, biaya
variabel merupakan fungsi dari kuantitas barang yang diproduksi atau f(Q).
Biaya total (TC) merupakan jumlah
biaya tetap dan biaya variabel atas jumlah barang yang diproduks atau dihasilkan.
Dari uraian biaya tetap dan variabel di atas, maka biaya total(TC) = FC + VC atau TC = k + f(Q). Maka, jika
dalam suatu grafik, biaya total (TC) akan digambar mulai dari titik biaya tetap
kemudian naik ke kanan atas (kemiringan positif), karena biaya total merupakan
penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel. Ketika perusahaan masih belum
memproduksi barang maka perusahaan sudah mengeluarkan biaya total sebesar biaya
tetapnya (FC). Setelah mengetahui total penghasilan (TR) dan total biaya (TC), maka kita dapat mencari laba atau rugi operasi
yaitu selisih antara
TR dan TC. Perusahaan akan memperoleh laba apabila penghasilan total (TR) lebih besar dari biaya total (TC)
yang ditanggung. Sebaliknya, perusahaan akan mengalami rugi apabila penghasilan total
(TR) yang diperoleh lebih kecil dari
biaya totalnya (TC). Apabila penghasilan total yang diperoleh besarnya sama dengan biaya total
yang dikeluarkan maka perusahaan tidak mendapat keuntungan (laba) dan tidak
menderita kerugian. Keadaan ini menunjukkan bahwa perusahaan dalam keadaan impas atau berada pada titik pulang pokok (Break Even Point atau BEP). Dengan demikian Break Even Point (BEP)
tercapai pada saat total penghasilan (TR) = total biaya (TC)
Mencari Sumber Permodalan
Dalam memulai sebuah usaha, terdapat tiga bagian dari modal
yakni, modal investasi, modal kerja, dan modal operasional.
Bila masih bingung mencari sumber modal dalam memulai usaha, berikut empat alternatif untuk mendapat modal:
Aset dan Tabungan Pribadi
Modal sama dengan fondasi awal dari sebuah usaha yang akan dibangun. Yang paling gampang adalah menggunakan tabungan atau menjual sebagian aset berharga yang dimiliki, misalnya perhiasan atau logam mulia. Demi memulai bisnis, dibutuhkan pengorbanan. Anggaplah anda kehilangan sedikit untuk mendapat keuntungan yang lebih besar.
Cari Dana Hibah Perusahaan
Biasanya perusahaan pemerintah dan swasta memiliki anggaran untuk membangun perekonomian masyarakat disekitar perusahaan maupun masyarakat umum. Anggaran ini biasanya berupa dana modal yang disalurkan lewat divisi CSR (Corporate Social Responsibilty).
Bila masih bingung mencari sumber modal dalam memulai usaha, berikut empat alternatif untuk mendapat modal:
Aset dan Tabungan Pribadi
Modal sama dengan fondasi awal dari sebuah usaha yang akan dibangun. Yang paling gampang adalah menggunakan tabungan atau menjual sebagian aset berharga yang dimiliki, misalnya perhiasan atau logam mulia. Demi memulai bisnis, dibutuhkan pengorbanan. Anggaplah anda kehilangan sedikit untuk mendapat keuntungan yang lebih besar.
Cari Dana Hibah Perusahaan
Biasanya perusahaan pemerintah dan swasta memiliki anggaran untuk membangun perekonomian masyarakat disekitar perusahaan maupun masyarakat umum. Anggaran ini biasanya berupa dana modal yang disalurkan lewat divisi CSR (Corporate Social Responsibilty).
Mitra Bisnis
Jalin kerjasama dengan teman atau saudara yang memiliki minat yang sama. Dari rekan bisnis, selain modal anda juga dapat mencari rekan yang membantu operasional bisnis sehari-hari. Pilihan lainnya adalah mencari investor yang tertarik untuk menanamkan modal pada usaha anda. Pastikan kesepakatan dengan perjanjian tertulis agar kedua pihak sama-sama untung.
Pinjaman Modal Usaha
Permohonan pinjaman modal dapat dilakukan di Bank atau Koperasi. Hampir sama seperti dana hibah perusahaan, anda harus mempersiapkan profil usaha berupa proposal yang bertujuan menilai kelayakan bisnis.
Perbedaannya, pinjaman sama dengan berhutang sehingga ada ketentuan pengembalian pinjaman tersebut dalam jangka waktu tertentu yang disertai bunga pinjaman 8 hingga 10 persen per tahun.
Permohonan pinjaman modal dapat dilakukan di Bank atau Koperasi. Hampir sama seperti dana hibah perusahaan, anda harus mempersiapkan profil usaha berupa proposal yang bertujuan menilai kelayakan bisnis.
Perbedaannya, pinjaman sama dengan berhutang sehingga ada ketentuan pengembalian pinjaman tersebut dalam jangka waktu tertentu yang disertai bunga pinjaman 8 hingga 10 persen per tahun.
Penilaian
Perusahaan
Penilaian
ini merupakan penghargaan masyarakat atas kinerja perusahaan dan prestasi yang
diraih dalam melayani masyarakat atau para pemangku kepentingan. Bagi pemilik
dan calon pemilik nilai perusahaan ini sangat diperhatikan karena menunjukan
kemampuan perusahaan meningkatkan kesejahteraan pemiliknya.
Nilai
perusahaan tercermin dalam nilai pasar dari suatu ekuitas perusahaan dan nilai
pasar utang. Peluang investasi di masa mendatang juga akan mendorong kenaikan
nilai perusahaan. Peluang investasi membutuhkan tambahan dana, sehingga
keputusan perusahaan untuk menambah modal dalam bentuk saham baru dan atau
utang akan meningkatkan nilai perusahaan.
Fakta
empiris di pasar modal Indonesia menunjukkan bahwa keputusan pendanaan,
kebijakan deviden, keputusan investasi, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran
perusahaan memiliki pengaruh terhadap pergerakan nilai perusahan. Dapat
dikatakan bahwa semakin tinggi harga ekuitas dan utang maka semakin tinggi
nilai perusahaan, demikian juga sebaliknya.
Tidak
ada nilai perusahaan yang sama, setiap investor mempunyai cara pandang yang
berbeda dalam merespon informasi-informasi terkait dengan kinerja perusahaan
ataupun perubahan kondisi perekonomian. Banyak cara yang dapat digunakan untuk
menilai perusahaan, antara lain: Price Earnings Ratio (PER),
Price to Book Value (PBV), Market to Book Value (MBV), Free Cash Flow (FCF),
Price to Cash Flow Ratio (PCF), Tobin’s Q.
Salah
satu metode yang dibahas dalam tulisan ini adalah PER (Price
Earnings Ratio), metode lain akan dibahas dalam lanjutan tulisan
ini.
PER (Price Earnings Ratio)
PER
adalah fungsi dari perubahan kemampuan laba yang diharapkan di masa yang akan
datang. Semakin besar PER, maka semakin besar pula kemungkinan perusahaan untuk
tumbuh sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
PER
yaitu rasio yang mengukur aprrsiasi masyarakat atas kinerja perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan bagi pemilik perusahaan. Rumusan yang digunakan adalah:
Harga
Pasar Saham
PER=
——————————–
Laba
per Lembar Saham. Nilai PER mencerminkan penghargaan investor terhadap kinerja
perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.
Nilai PR dinyatakan dalam kelipatan, sebagai contoh tahun
2015 yang lalu harga (penutupan) saham Telkom Rp3.105 dan Laba per Lembar
Saham Rp153,66, maka nilai PER 20,21 kali. Nilai 20,21 tersebut mengungkapkan
dengan sangat jelas bagaimana investor berani membayar 20 kali lebih mahal
harga sebuah saham yang memberikan keuntungan Rp153,66. Nilai PER mencerminkan
penghargaan investor terhadap kinerja perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.
Nilai
PER berfluktuasi seirama dengan kemampuan perusahaan menciptakan keuntungan
bagi pemegang saham. Investor ataupun analis perlu memperhatikan dan memahami
karakter faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan nilai PER.
Daftar Pustaka
Dr. Suryana,
M.Si. (2008). Kewirausahaan: Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses.
(cetakan ketiga). Jakarta. Penerbit Salemba Empat.
Meredith, G.
Goffrey, 1996, Kewirausahaan: Teori dan praktis, Jakarta, Pustaka Binaman
Pressindo
Drucker, P.F,
1996, Konsep Kewirausahaan Era Globalisasi, Erlangga: Jakarta. Terjemahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar