Makalah Bahasa Indonesia
ALINEA

Nama
kelompok Bahasa Indonesia
1.
Iviana Polin
2.
Maria Putri Ayu
3.
Yosia Grahnna
Daftar Isi
Bab VI alinea
Kata pengantar................................................................1
Alinea.............................................................................
1
Pengertian Alinea............................................................1
Jenis-jenis
Alinea............................................................1
Kalimat
Topik.................................................................1
Kalimat Pengembangan..................................................5
Kalimat
Penutup..............................................................6
Kalimat
Penghubung.......................................................7
Macam-macam Alinea....................................................7
Alinea
Pembuka...............................................................7
Alinea
Isi..........................................................................7
Alinea Penutup.................................................................10
Macam-macam alinea
penutup........................................10
A.Pengantar
Pada umumnya
alinea terdiri atas lebih dari dari satu kalimat. Atau dapat dikatakan bahwa alinea pada umumnya
terdiri atas beberapa kalimat. Dari fungsi dan kandungnya, kalimat dalam alinea
dapat dipilah-pilah menjadi kalimat topik, kalimat pengembangan, kalimat
penutup, serta juga kalimat penghubung. Setiap masing-masing jenis kalimat mempunyai
kegunaan dan masing-masing contohnya. Hal tersebut, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam
ketepatan pada suatu penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar yang juga
diperbaharui sehingga mampu dicerna dan dimengerti oleh setiap pembaca baik
itu, terdapat beberapa makna yang asing maupun jarang muncul yang digunakan dalam bahasa Indonesia.
Menurut KBBI
( Kamus Besar Bahasa Indonesia ) alinea merupakan bagian wacana yang
mengungkapkan satu pikiran lengkap atau satu tema dalam ragam tulis ditandai
oleh baris pertama yang menjorok ke dalam atau jarak spasi yang lebih, paragraf
. Tujuan pembentukan sebuah alinea adalah (1) memudahkan pengertian dalam dan
pemahaman terhadap satu tema ; (2) memisahkan dan menegaskan perhentian secara
wajar dan normal. Persyaratan alinea yakni (1) memiliki kesatuan alinea yang
artinya dalam satu alinea hanya terdapat satu pokok pikiran ; (2) memiliki
kepaduan alinea atau koherensi, yang dapat diciptakan melalui susunan yang
logis dan perkaitan antar kalimat, dengan cara repetisi, kata ganti, dan kata
sambung.
Adapun
jenis-jenis alinea, yakni sebagai berikut :
·
Alinea Deduktif : alinea yang kalimat
utamanya berada di awal.
Contoh
:
Bawalah
payung sebelum hujan. Karena akhir-akhir ini sering terjadi perubahan cuaca.
Terkadang pada siang hari terasa panas namun pada sore harinya turun hujan.
Tentunya kita tidak ingin kehujanan saat dijalan, sangat merepotkan sekali bila
kita sedabg berada di tengah jalan lalu tiba-tiba turun hujan.
1
·
Alinea Induktif : alinea yang kalimat
utamanya berada di akhir
Contoh
:
Akhir-akhir
ini sering terjadi perubahan cuaca. Terkadang pada siang hari terasa panas namun
pada sorenya turun hujan. Tentunya kita tidak ingin kehujanan dijalan, akan
sangat merepotkan sekali bila kita berada di tengah jalan lalu tiba-tiba turun hujan
Oleh karena itu, ada baiknya bila kita sedia payung sebelum hujan.
·
Alinea Deduktif-Induktif : alinea yang
kalimat utamanya berada di awal dan diakhir.
Contoh
:
Bawalah
payung sebelum hujan. Karena akhir-akhir ini sering terjadi perubahan cuaca.
Kadang pada siang hari langit cerah dan hawa terasa panas namun saat sore hari
langit mendung dan hawa dingin. Biasanya kita sangat-sangat malas untuk membawa
payung apalagi laki-laki. Selain merepotkan dan malas, laki-laki lebih memilih
hujan ketimbang membawa dan memakai payung. Namun, kita tidak memikirkan efek
dari hujan-hujanan tersebut. Bisa saja kita sakit dan pada ahirnya akan
merugikan diri kita sendiri. Jadi ada baiknya bila kita sedia payung sebelum
hujan.
* Kalimat Topik.
Kalimat
Topik adalah kalimat yang mengungkapkan gagasan pokok dalam kalimat yang
bersangkutan. Kalimat topik mengarahkan dan mengontrol pembangunan alinea,
biasanya terdapat di awal alinea ataupun di tengah alinea yang bersangkutan.
Kalimat topik adalah kalimat terpenting, maka dari itu, hendaknya :
·
Merupakan kalimat efektif yang menarik
·
Merupakan susunan yang runtut dan logis
·
Merupakan susunan yang tidak terlalu umum
2
Pengertian efektif dalam kalimat efektif
adalah membuahkan hasil, yang dapat diharapkan dalam suatu kalimat sebagai bagian dari tuturan ialah
pemahaman. Tambahan menarik merupakan
kalimat topik yang diharapkan dapat memikat perhatian pembaca,sehingga
dalam ragam bahasa indah itu dipakailah gaya bahasa tertentu, sehingga
batasannya berbunga-bunga dan kata-kata kiasan.
Dalam bahasa
keilmuan, keindahan bukanlah hal yang penting dan karena yang utama adalah
ketepatan informasi. Bahasa ragam keilmuan memakai kata-kata denotatif dengan
bahasa yang lugas, sehingga menerapkan tata bahasa baku dalam penyusunan
kalimat-kalimat, seperti contoh :
·
Pemeliharaan dan penanaman padi dilakukan
pada musim yang tepat
·
Penanaman dan pemeliharaan padi dilakukan
pada musim yang tepat
·
Pengajaran sastra tidak diperoleh melalui
bangku sekolah
Nah, jika
kita melihat ketiga kalimat diatas seolah-olah tidak masalah karena dilihat
dari sudut tata bahasanya, memang tidak ada kesalahan. Namun, secara logis
terjadi sebuah ketidakruntutan. Pada kalimat (1), secara logis, seharusnya hal
yang harus dilakukan sebelum pemeliharaan padi, adalah penanaman. Jadi, harus
ada pergantian posisi sebuah kata. Kalimat (2), secara logis memang benar,
namun pemeliharaan padi tidak harus menunggu sampai musim yang tepat jadi seharusnya
tidak perlu ditambahkan. Sedangkan kalimat (3), tidak logis secara kenyataan,
karena kata “pengajaran” mempunyai arti sebagai proses atau perihal mengajar
dan mengajarkan. Nah,kita pun tahu bahwa “proses atau perihal mengajar dan
mengajarkan” diperoleh melalui bangku sekolah pada kemungkinan umumnya. Jadi
kata “tidak” pada kalimat (3) harus dihilangkan.
Perihal
rumusan yang tidak terlalu umum dan tidak terlalu spesifik ini berkaitan dengan
pengembangan topik yang bersangkutan. Jika terlalu umum, maka pengembangannya
nanti akan terlalu luas. Sebaliknya jika terlalu spesifik, maka pengembangannya
akan terlalu sempit. Topik yang terlalu luas memerlukan bahan yang banyak,
sehingga boleh jadi akan menghambat penulisan dan jika terlalu sempit akan mempersulit
pengembangannya.
Sebagai
patokan perlu diketahui bahwa kalimat yang ringkas biasanya kandungan isinya
bersifat umum. Kalimat yang demikian dapat dispesifikasikan kandungan isinya
dengan memperluas kalimat tersebut atau mengganti kata – kata umum dalam
kalimat itu dengan kata kata yang khusus.
3
Sebagai contoh kita mempunyai gagasan bahwa “penelitian bermula dari
perencanaan.” Gagasan ini kemudian kita tuangkan dalam sebuah kalimat
Penelitian bermula dari sebuah perencanan
Telah kita ketahui pula
bahwa kalimat yang pendek kandungan isinya bersifat umum. Agar kandungan isinya
menjadi spesifik, kalimat itu perlu diperluas, misalnya sebagai berikut.
Penelitian
Suatu
penelitian
A) Suatu penelitian ilmiah
Bermula
B) selalu bermula
Perencanaan
Suatu perencanaan
Perencanaan seksama
Perencanaan yang seksama
C) Suatu perencanaan yang seksama
Setelah
bagian-bagian kalimat (1) kita perluas masing-masing menjadi a),b),dan c).
Kemudian ketiganya kita gabungkan menjadi kalimat berikut:
·
Suatu
penelitian ilmiah selalu dari suatu perencanaan yang seksama
Jika kurang tetap, maka dapat dimulai ( diperbaharui ) dengan :
·
Suatu
penelitian ilmiah selalu dimulai dari suatu perencanaan yang seksama
Nah, gagasan
tersebut dapat membuat kandungan isi kalimat menjadi lebih spesifik.
4
2.
Kalimat Pengembangan
Kalimat
pengembangan adalah kalimat-kalimat yang menguraikan hal-hal yang terkandung
dalam topik. Hal ini mempunyai maksud, bahwa kalimat topik, agar tercapai
kesatuan gagasan dan menghindari terjadinya penyelewengan. Langkah yang harus
ditempuh adalah perumusan butir-butir pengembangan secara ringkas di bawah
kalimat sehingga terbentuk semacam alinea.
Contoh
pengembangan kalimat topik, kembali pada “suatu
penelitian ilmiah selalu dimulai dari suatu perencanaan yang seksama.” Untuk
mengetahui kalimat topik, harus mengetahui kata kunci dalam kalimat topik
tersebut. Kata kuncinya adalah penelitian ilmiah dan perencanaan, lalu
informasi yang terkandung dalam kalimat yang berkritik pada labuh perencanaan.
Selain itu, kita dapat bertanya:
·
Bagaimana
perencanaan penelitian ilmiah itu ?
Dan jawaban
atas pertanyaan tersebut adalah :
·
Perencanaan
penelitian ilmiah mengikuti suatu logika.
Lalu, dapat
bertanya lebih lanjut mengenai :
·
Mengapa
perencanaan ilmiah tersebut mengikuti suatu logika ?
Maka, jawabannya adalah
·
Karena
perencanaan merupakan serentetan petunjuk-petunjuk yang disusun secara
sistematis dan logis.
Terjadinya ketidak atau
kekuranglancaran suatu gagasan yang
terdapat pada kalimat di atas, sehingga perlu diedit atau disunting.
Penyuntingan dapat dilakukan dengan :
1. Menambahkan
kata-kata yang diperlukan
2. Menghilangkan
kata-kata yang tidak diperlukan
3. Mengganti
kata-kata yang tidak tepat
4. Mengubah
susunan kalimat
5. Menggabungkan
dua kalimat menjadi sebuah kalimat
5
6. Memecahkan
kalimat yang terlalu panjang menjadi dua kalimat atau lebih
7. Membetulkan
ejaan dan tanda bacanya, dan
8. Hal-hal
lain yang dipandang perlu
Sehingga
dapat disusun dalam sebuah kalimat, yakni :
·
Suatu
penelitian ilmiah dimulai dari suatu perencanaan yang seksama. Perencanaan
dalam bidang ilmiah mengikuti suatu logika karena pada dasarnya suatu perencanaan
merupakan serentetan petunjuk-petunjuk yang disusun secara logis dan
sistematis. Suatu perencanaan yang baik membutuhkan pemikiran yang seksama,
sehingga seringkali memakan waktuyang lebih lama dari perkiraan semula.
Kalimat di atas berdasarkan penyuntingan yang baik dan
benar, sehingga terdapat penambahan kata-kata .
Kalimat Penutup
Kalimat penutup merupakan kalimat yang mengakhiri
sebuah alinea. Kalimat penutup dalam sebuah alinea dapat berupa penekanan
kembali, kesimpulan dan rangkuman. Dalam menyusun kalimat tutup hendaknya didasarkan
pada kalimat topik dan kalimat-kalimat pengembangannya. Sebagai contoh :
·
Manusia
adalah maklhuk yang sedikit empedunya, dan panjang umurnya. Kuda juga
empedunya. Demikian juga keledai, dan binatang-binatang lainnya yang serua
dengan itu.
Dalam kaliamt penutup terdapat kalimat rampatan.
Rampatan menggunakan kata-kata umum atau sangat umum. Dengan demikian rampatan
yang harus dibuat untuk mengakhiri rangkaian kalimat di atas menggunakan kata
makhluk yang sedikit empedunya panjang umurnya. Agar struktur kalimat ini tidak
mengulang-ngulang struktur yang sudah ada, kalimat ini sebaiknya diubah menjadi
semua makhluk yang sedikit epedunya
berumur panjang. Sehingga menjadi :
·
Manusia
adalah makhluk yang sedikit empedunya, dan panjang umurnya. Kuda jua sedikit
empedunya. Demikian juga keledai,dan
6
binatang-binatang
lainnya. Jadi, semua makhluk yang sedikit empedunya, berumur panjang.
B. Kalimat
Penghubung
Kalimat penghubung dapat
berupa diawali dengan frase dorongan lain
yang secara eksplisit menunjukkan adanya hubungan adanya hubungan dengan
alinea lain. Adapun kata-kata yang dipakai untuk menandai hubungan dengan
kalimat lain adalah kata ganti tunjuk seperti : ini, itu, tersebut, demikian, dan sebagainya.
Macam-macam alinea
1.
Alinea
Pembuka
Alinea pembuka merupakan
bagian karangan yang pertama-tama dapat ditemui oleh pembaca. Oleh karena itu,
alinea pembuka hendaknya disusun secara menarik, sehingga memancing rasa ingin
tahu pembaca.
2. Alinea
isi
Alinea yang bertugas mengungkapkan ide pokok
berserta pengembangnya itu disebut alinea isi. Dengan demikian, alinea – alinea
isi merupakan bagian yang esesial dalam suatu karangan.
Ada
beberapa pola penyusunan kalimat – kalimat yang menjadi sebuah alinea isi yang
dapat dijadikan pedoman.
a. Pola
Urutan Waktu
Dalam pola urutan waktu, penulis
mengungkapkan gagasan – gagasannya secara kronologis. Dalam pola ini yang perlu
di perhatikan adalah keruntutan pengungkapan gagasan, sehingga tidak ada hal
yang terlewati, dan tidak terjadi pengurangan.
7
Contoh
:
Maharani
Puspita Sari tidak hanya berfikir. Ia lantas mendiskusikan dengan guru atau
teman – temannya. Selanjutnya, ia pun mengadakan penelitian masalah kondisi
tanah di sekitar jalan tol. Akhirnya, remaja putri tercatat sebagai perserta
lomba Karya Ilmu Pengetahuan Remaja 1982. Dan siswa kelas II IPA SMA Regina
pacis (Bogor) itu tercatat sebagai pemenang harapan.
Urutan waktu yang tidak selalu dinyatakan
secara eksplisit dengan ungkapan penghubung waktu seperti contoh di atas, atau
dengan keterangan waktu, tetapi dinyatakan juga secara implisit.
b. Pola
Runtutan Tingkat
Dalam
pola urutan tingkat, penulis mengungkapkan gagasan mulai dari tingkat terendah
sampai dengan yang tertinggi, dari kecil sampai dengan yang besar, dan
sebagainya.
c. Pola
Urutan Apresiatif
Pada
pola urutan apresiatif, penulis mengungkapkan gagasannya berdasarkan, baik
buruk, untung rugi, salah benar, berguna tidak berguna dan sebagainya. Dalam
pola ini arahnya kepada penghargaan suatu hal dengan menunjukan kelebihan
dengan kekurangannya.
d. Pola
Urutan Tingkat
Dalam
pola urutan tempat, penulis mengungkapkan gagasannya mulai dari suatu tempat
lainnya, misalnya dari atas ke bawah, dari dalam ke luar, dari kiri ke kanan,
da sebagainya. Pola urutan tempat ini sangat di tentukan oleh sudut pandangan
penulis
8
e. Pola
Urutan Klimaks
Pola urutan klimaks ini hampir sama dengan
pola urutan tingkat. Hanya saja, dalam urutan klimaks ini terkandung adanya
intensitas yang semakin menaik, sedangkan dalam pola urutan tingkat tidak
begitu ditonjolkan jadi, dalam pola urutan klimaks, penulis mengungkapkan
gagasannya dengan urutan yang setiap kali semakin meningkat intensitasnya, dan
berakhir pada gagasan yang paling intens.
f. Pola
urutan Anti Klimaks
Pola urutan antiklimaks ini merupakan
kebalikan dari pola urutan klimaks. Jadi, pola urutan antiklimaks ini berangkat
dari suatu yang paling intens menuju ke yang intens sampai yang kurang intens.
Dalam cerita rekaan (novel,cerpen, drama),
klimaks dan antiklimaks, dan setelah sampai pada puncaknya menuju ke
antiklimaksnya yang berupa penyelesaian.
g. Pola
Urutan Khusus Umum
Dalam pola urutan khusus ke umum ini,
penulis mula – mula mengungkapkan gagasan – gagasan suatu hal yang khusus,
kemudian diungkapkan keumuman atau rampatan generalisasinya.Contoh :
Manusia
adalah makhluk yang sedikit empedunya, dan panjang umurnya. Kuda juga sedikit
empedunya. Demikian juga keledai, dan binatang – binatang lainnya yang serupa
itu, Jadi, semua makhluk yang sedikit empedunya berumur panjang.
h. Pola
Urutan Sebab Akibat
Dalam pola urutan ini, penulis mengungkapkan
gagasannya bertolak dari suatu akibat atau efek terdekat dari pernyataan itu.
9
i. Pola
Urutan Tanya – Jawab
Dalam pola urutan tanya- jawab ini, penulis
mula – mula mengemukakan gagasannya dalam bentuk pertanyaan, kemudian diikuti
dengan jawaban pertanyaan itu.
3. Alinea
Penutup
Alinea – alinea yang menutup atau mengakhiri
suatu karangan disebut alinea penutup. Alinea ini merupakan kebulatan dari
masalah – masalah yang dikemukakan pada bagian karangan sebelumnya. Oleh karena
itu, alinea penutup hendaknya memperkuat gagasan pokok, dan sekaligus
menggambarkan isi karangan secara singkat.
Karena bertugas untuk mengakhiri suatu
karangan, maka alinea penutup yang baik ialah yang tidak terlalu panjang,
tetapi tidak juga terlalu singkat. Sebagai ancang – ancang, bagian yang
mengakhiri suatu karangan ittu sebaiknya kira – kira sepersepuluh dari bagian
karangan sebelumnya. Hanya saja yang perlu diingat, bagian penutup ialah bagian
yang terakhir sekali dibaca oleh pembaca kita. Oleh karena itu, bagian ini
efektif jika pilihan kata, susunan kalimat, dan susunan alinea ini diolah
sedemikian rupa, sehingga menjadi bagian yang paling berkesan pada diri
pembaca.
Adapun alinea – alinea yang menutup suatu
karangan itu dapat berupa kesimpulan, ringkasan, penekanan kembali hal – hal yang
penting, saran, dan harapan. Alinea- alinea penutup yang berupa ringkasan, dan
penekanan kembali hal yang penting justru mengulang secara singkat dan padat
namun kalimat – kalimatnya hendaknya tidak sama dengan yang diulang.
Macam –macam alinea penutup, yaitu :
·
Alinea penutup berupa kesimpulan
·
Alinea penutup berupa ringkasan
·
Alinea penutup berupa penekanan kembali
hal-hal yang penting
·
Alinea penutup berupa saran
·
Alinea penutup berupa harapan
10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar