THIS SUPERHERO TOLD US, THAT THERE'S NOTHING MORE SPECIAL AND FUN, "EXCEPT CAT AND CHOCOLATE"

THIS SUPERHERO TOLD US, THAT THERE'S NOTHING MORE SPECIAL AND FUN, "EXCEPT CAT AND CHOCOLATE"
EVERY SUPERHEROES, KNOWN TO BE BORN FROM NORMAL PEOPLES, BUT THIS.. HMMMM...CKCKCK...WELL,,,,NOT

Minggu, 27 September 2015

Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia

                    RAGAM DAN LARAS BAHASA

      Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta medium pembicara ( Bachman,1990 ) Ragam bahasa yang dianggap penuturnya sebagai ragam yang baik ( mempunyai prestise yang tinggi ), yang biasa digunakan dalam kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah karangan teknis, perundang-undangan ), di dalam suasana resmi, atau dalam surat menyurat resmi ( seperti surat dinas ) disebut ragam bahasa buku atau ragam bahasa resmi. 

     Menurut Deddy Sugono ( 1999 : 9 ), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok,  yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tidak baku. Dalam situasi resmi, seperti di sekolah, di kantor, atau dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tidak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku. 

    Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa yaitu ; (1) Ragam Bahasa Lisan, (2) Ragam Bahasa Tulis. Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap ( ORGAN OF SPEECH ) dengan fonem sebagai unsur dasar yang dinamakan ragam bahasa lisan, kita berurusan dengan lafal, dalam ragam bahasa tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan ( ejaan ).  Selain itu, aspek tata bahasa dan kosakata dalam kedua jenis ragam itu memiliki hubungan yang erat. Ragam bahasa tulis tentang unsur dasarnya huruf, melambangkan ragam bahasa lisan. Oleh karena itu, sering timbul kesan bahwa ragam bahasa lisan dan tulis itu sama. Padahal, kedua jenis ragam bahasa itu berkembang menjadi sistem bahasa yang memiliki seperangkat kaidah yang tidak identik benar, meskipun ada pula kesamaanya. Meskipun ada yang saling berhimpitan aspek kosa kata dan tata bahasanya.


                    Berdasarkan Situasi dan Pemakaian

       Ragam bahasa baku dapat berupa : (1) Ragam Bahasa Baku Tulis, (2) Ragam Bahasa Baku Lisan. Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang diungkapkannya tidak ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam bahasa baku lisan, makna kalimat yang diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian. Sehingga kemudian terjadi pelepasan unsur kalimat. Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan kaedah ejaan, struktur bentuk kata dan struktur bentuk kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa dalam struktur kalimat.

      Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelepasan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalam pemilihan kata dan bentuk kata, serta kelengkapan unsur-unsur di dalam kelengkapan unsur-unsur  di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan, karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami makna pembahasan gagasan yang disampaikan secara lisan.

     Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntunan kaedah kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukan ciri-ciri ragam tulis. Walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu, tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing ( Ragam Lisan dan Ragam Tulis ) memiliki ciri kebakuan yang berbeda. 

     Contoh perbedaan ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis ( berdasarkan tata bahasa dan kosakata :

          1. Tata Bahasa; ( Bentuk kata, Tata bahasa, Struktur kalimat, dan kosakata) 

               A. Ragam Bahasa Lisan  :

                         * Nia sedang baca surat kabar

                         * Ari mau nulis surat

                         * Tapi kau tak boleh menolak lamaran itu

                         * Mereka tinggal di menteng

                         * Jalan layang itu mengatasi kemacetan lalu lintas

                         * Saya akan tanyakan soal itu

         B. Ragam bahasa tulis :

                         * Nia sedang membaca surat kabar

                         * Ari mau menulis surat

                         * Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu

                         * Mereka bertempat tinggal di Menteng 

                         * Jalan layang itu dibangun untuk mengatasi kemacetan lalu lintas

                         * Aku akan tanyakan soal itu

 Kosakata :

 Contoh ragam lisan dan tulis berdasarkan kosakata:

          A. Ragam Lisan

                   * Ariani bilang kalau kita harus belajar

                   * Kita harus bikin karya tulis 

                   * Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Pak

         B. Ragam Tulis 

                   * Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar

                   * Kita harus membuat karya tulis

                   * Rasanya masih terlalu muda bagi saya, Pak


Istilah lain yang digunakan selain ragam bahasa adalah :

   * Ragam bahasa standar

   * Ragam bahasa semi standar

   * Ragam bahasa nonstandar 

               Bahasa ragam standar memiliki sifat kemantapan berupa kaidah dan aturan tetap. Akan tetapi, kemampuan itu tidak bersifat kaku. Ragam standar tetap luwes sehingga memungkinkan perubahan di bidang kosakata, peristilahan, serta mengizinkan perkembangan berbagai jenis laras yang diperlukan dalam kehidupan modern ( Alwi 1998: 14 ).

               Pembedaan antara ragam standar, semi standar, dan nonstandar dilakukan berdasarkan :

                          A.Topik yang sedang dibahas

                          B.Hubungan antar pembicara

                          C.Medium yang digunakan 

                          D. Lingkungan, atau

                          E.Situasi saat pembicaraan terjadi

Ciri yang membedakan ragam standar, semi standar, dan nonstandar :

    * Penggunaan kata sapaan dan kata ganti

    * Penggunaan kata tertentu

    * Penggunaan kata imbuhan

    * Penggunaan kata sambung ( konjungsi )

    * Penggunaan fungsi yang lengkap


    Penggunaan kata sapaan dan kata ganti merupakan ciri pembela ragam standar dan ragam nonstandar yang sangat menonjol. Kepada orang yang kita hormati, kita akan cenderung menyapa dengan menggunakan kata Bapak,Ibu,Saudara,Anda. Jika kita menyebut diri kita, dalam ragam standar kita akan menggunakan kata saya dan aku. Dalam ragam nonstandar, kita akan menggunakan kata"GUE" ( wkwkwkwk )

    Penggunaan kata tertentu merupakan ciri lain yang membuat perbedaan ragam standar dan nonstandar. Dalam ragam standar, kata kata yang merupakan bentuk baku atau istilah dan bidang. Penggunaan imbuhan adalah ciri lain. Dalam ragam nonstandar seringkali kata depan dihilangkan. Kadang kala kenyataan ini menganggu kalimat. 

            Contoh : (1) Ibu mengatakan, kita akan pergi besok

                            (1a) Ibu mengatakan bahwa kita akan pergi besok 

   Pada contoh (1) merupakan ragam semi standar dan diperbaiki, sedangkan contoh (1a) merupakan ragam standar.

            Contoh : (2) Mereka bekerja keras menyelesaikan pekerjaan itu

                            (2a) Mereka bekerja keras untuk menyelesaikan pekerjaan itu

Kalimat (1) kehilangan kata sambung ( bahwa ), sedangkan kalimat (2) kehilangan kata depan, yakni "( untuk )."  Dalam laras jurnalistik kedua kata ini sering dihilangkan sehingga menunjukan bahwa laras jurnalistik termasuk ragam semistandar. 

    Kelengkapan fungsi merupakan ciri terakhir yang membedakan standar dan nonstandar. Artinya, ada bagian dalam kalimat yang dihilangkan karena situasi sudah dianggap cukup mendukung pengertian. Dalam kalimat kata nonstandar itu, predikat kalimat dihilangkan. Seringkali pelesapan fungsi terjadi saat kita menjawab pertanyaan orang. Misalnya, Hai, Ida, mau ke mana ?" Seingkali kita juga sering menjawab "Tau." untuk menyatakan " Tidak Tahu." Saat pembedaan lain, yang juga muncul, tetapi tidak disebutkan di atas. Misalnya, pembeda intonasi ini hanya ditemukan dalam ragam lisan yang terwujud dalam ragam tulis

                                  Laras Bahasa  

Pada saat digunakan sebagai alat komunikasi, bahasa masuk dalam berbagai laras, dengan fungsi pemakaiannya. Jadi, laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan pemakaiannya. Dalam hal ini, kita mengenal iklan, laras ilmiah, laras ilmiah populer, laras feature, laras komik, laras sastra ( yang masih bisa dibagi atas laras cerpen, laras puisi, laras novel, dan sebagainya ). 

Setiap laras memiliki cirinya sendiri dan memiliki gayanya tersendiri. Setiap laras dapat disampaikan secara lisan dan tulis juga dalam bentuk standar,semi standar, dan nonstandar. Laras bahasa yang akan kita bahas dalam kesempatan ini adalah laras ilmiah.

                                  Laras Ilmiah  

Dalam uraian di atas, setiap laras dapat disampaikan dalam ragam standar, semi standar, dan nonstandar. Akan tetapi, tidak demikian halnya dengan laras ilmiah. Laras ilmiah harus selalu menggunakan ragam standar

Sebuah karya tulis ilmiah harus merupakan hasil rangkaian gagasan yang merupakan hasil pemikiran, fakta, peristiwa, gejala, dan pendapat. Jadi, seorang penulis karya ilmiah menyusun kembali pelbagai informasi menjadi sebuah karangan yang utuh. Oleh sebab itu penyusun atatu pembuat karya ilmiah tidak disebut pengarang melainkan disebut penulis ( Soesono 1981: 1 )

Dalam uraian di atas dibedakan antara pengertian realitas dan fakta. Seorang pengarang akan merangkaikan berbagai realita kehidupan dalam sebuah cerita. Sedangkan seorang penulis akan merangkaikan berbagai fakta dalam sebuah tulisan. Realistis berarti peristiwa yang diceritakan merupakan hal yang benar dan dapat dengan mudah dibuktikan kebenarannya, tetapi tidak secara langsung dialami oleh penulis. Data realistis dapat berasal dari dokumen, surat keterangan, Press Release, surat kabar, atau sumber bacaan lain, bahkan suatu peristiwa faktual. Faktual berarti bahwa rangkaian peristiwa yang diceritakan dan percobaan yang diceritakan benar-benar dilihat, dirasakan, dan dialami oleh penulis. ( Maharimin. 1994: 378 )






  

                     
   








Tidak ada komentar:

Posting Komentar