THIS SUPERHERO TOLD US, THAT THERE'S NOTHING MORE SPECIAL AND FUN, "EXCEPT CAT AND CHOCOLATE"

THIS SUPERHERO TOLD US, THAT THERE'S NOTHING MORE SPECIAL AND FUN, "EXCEPT CAT AND CHOCOLATE"
EVERY SUPERHEROES, KNOWN TO BE BORN FROM NORMAL PEOPLES, BUT THIS.. HMMMM...CKCKCK...WELL,,,,NOT

Senin, 14 November 2016

SOSIALISASI
Sosialisasi adalah adalah istilah yang digunakan oleh sosiolog, psikolog, anthropolog, dan politikus untuk menyebut sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan. Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
Sosialisasi menunjuk pada semua faktor dan proses yang membuat setiap manusia menjadi selaras dalam hidupnya di tengah-tengah masyarakat. Seorang anak dikatakan telah melakukan sosialisasi dengan baik, apabila ia bukan hanya menampilkan kebutuhannya sendiri saja, tetapi juga memerhatikan kepentingan dan tuntutan orang lain.
Pengertian sosialisasi secara umum dapat diartikan sebagai proses belajar individu untuk mengenal dan menghayati norma-norma serta nilai-nilai sosial sehingga terjadi pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan tuntutan atau perilaku masyarakatnya.
Proses pembelajaran berlangsung secara bertahap, perlahan tapi pasti dan berkesinambungan. Pada awalnya, proses itu berlangsung dalam lingkungan keluarga, kemudian berlanjut pada lingkungan sekitarnya, yaitu lingkungan tetangga, kampung, kota, hingga lingkungan negara dan dunia. Di samping itu, individu mengalami proses enkulturasi (pembudayaan), yaitu individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran dan sikapnya dengan adat istiadat, sistem norma, dan peraturan yang berlaku dalam kebudayaan masyarakatnya.

MEDIA SOSIALISASI
Media sosialisasi sangat berperan dalam pembentukan kepribadian seorang individu. Macam-macam media sosialisasi adalah keluarga, kelompok bermain/teman sepermainan/teman sebaya, sekolah, lingkungan kerja, media massa, dan organisasi.
·      Media sosialisasi keluarga
Dalam keadaan normal, lingkungan pertama yang berhubungan dengan anak adalah orangtua, saudara-saudara, serta mungkin kerabat dekat yang tinggal serumah. Melalui lingkungan, anak mengenal dunia sekitarnya, dan pola pergaulan sehari-hari.
·      Media sosialisasi teman sepermainan
Dalam istilah sosiologi, kelompok bermain disebut juga dengan peer group. Pada usia anak-anak, kelompok bermain mancakup teman-teman tetangga, keluarga, dan kerabat. Pada usia remaja, kelompok sepermainan berkembang menjadi kelompok persahabatan yang lebih luas. Perkembangan itu antara lain disebagbkan karena bertambahnya luasnya ruang lingkup pergaulan remaja, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Teman dan persahabatan merupakan pengelompokan sosial yang melibatkan orang-orang yang berhubungan relatif akrab satu sama lain.
·      Media sosialisasi sekolah
Fungsi sekolah dalam proses sosialisasi adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan yang di perlukan siswa serta membentuk kepribadian siswa agar sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat.
·      Media sosialisasi lingkungan kerja
Lingkungan kerja juga mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seseorang. Di lingkungan kerja, seseorang akan berinteraksi dengan teman sekerja, pimpinan dan relasi bisnis. Dalam proses interaksi akan terjadi proses saling mempengaruhi. Pengaruh-pengaruh itu akan menjadi bagian dari dirinya.
·      Media massa sebagai media sosialisasi
Media massa merupakan alat sosialisasi yang penting karena dapat membantu memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang norma-norma dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
·      Organisasi sebagai media sosialisasi
Organisasi adalah pembentukan suatu kelompok yang memiliki tujuan khusus. Kemunculan suatu organisasi ditandai dengan aturan-aturan formal dan hubungan kewenangan. Dalam organisasi ada yang di sebut partisipasi. Partisipasi adalah keterlibatan mental atau pikiran dan emosi atau perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan.

PROSES SOSIALISASI
Proses sosialisasi dilakukan setiap orang sejak lahir di muka bumi sampai meninggal. Bahkan, seorang bayi yang baru lahir melakukan sosialisasi. Contohnya belajar membuka mata untuk melihat dunia, belajar memegang sesuatu, dan belajar merasakan sesuatu. Bersamaan dengan berjalannya waktu, pembelajaran bayi mengenai dunia semakin kompleks. Misalnya belajar berjalan, berbicara, makan, dan mengenal lingkungan sekitar. Ada dua faktor yang secara garis besar dapat memengaruhi proses sosialisasi, yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik berarti faktor dari dalam diri, sedangkan faktor ekstrinsik berarti faktor lingkungan sekitar. Berdasarkan tahapannya, proses sosialisasi seseorang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sosialisasi primer dan sekunder.
·      Sosialisasi Primer
Sosiolog Peter L. Berger dan Luckman mengartikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga).
Sosialisasi primer terjadi pada anak berusia di bawah lima tahun. Pada usia ini seorang anak mengenal lingkungan terdekatnya, yaitu keluarga. Anak mulai mengenal ayah, ibu, kakak, paman, bibi, nenek, dan kakek. Secara bertahap, ia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya. Melalui sosialisasi primer anak belajar tolong-menolong, toleransi, rela berkorban, taat beribadah, jujur, dan menyayangi anggota keluarga.
Dalam tahap ini, peran orang tua menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas dalam lingkup komunitas terkecil, yakni keluarga dan orang tualah yang paling banyak mengontrol kondisi anak. Kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dan anggota keluarga terdekatnya. Orang tua akan menjadi potret dan cermin bagi anak dalam mengembangkan kepribadiannya.
Proses sosialisasi primer mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang anak. Hal ini karena anak akan menerapkan hasil belajarnya dalam keluarga ke dalam pergaulan di masyarakat. Proses sosialisasi primer merupakan dasar seseorang melakukan sosialisasi sekunder.
·      Sosialisasi Sekunder
Selain berinterkasi dalam komunitas terkecil yakni keluarga, seorang anak juga melakukan proses komunikasi dengan lingkungan masyarakat, baik itu teman sepermainan, teman sekolah, maupun masyarakat umum. Di sanalah terjadi proses sosialisasi yang kedua yakni sosialisasi sekunder.
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri atau kekhasan yang baru. Adapun dalam proses desosialisasi seseorang mengalami “pencabutan” atau pelepasan identitas diri lama yang sudah melekat dalam kepribadiannya.
Pada sosialisasi sekunder seseorang belajar memahami lingkungan di luar keluarganya. Pada proses sosialisasi itu masyarakat atau orang lain mempunyai peranan penting. Sosialisasi sekunder diterima melalui pendidikan di sekolah dan pengalaman hidup. Ketika seseorang belajar menghormati guru, menyayangi sahabat, menghargai tetangga, pada saat itulah sosialisasi sekunder sedang berlangsung.

TUJUAN SOSIALISASI
Tujuan umum sosialisasi:
1.    Agar orang mampu menjadi anggota masyarakat yang baik
2.   Agar orang dapat menyesuaikan tingkah lakunya sesuai dengan harapan masyarakat
3.     Agar orang dapat lebih mengenal dirinya sendiri dalam lingkungan sosialnya
4. Agar orang menyadari eksistensi (keberadaan) dirinya terhadap masyarakat di sekelilingnya.
Tujuan Pokok sosialisasi menurut Bruce J. Cohen:
1. Memberikan keterampilan yang dibutuhkan seseorang dalam kehidupan di tengah masyarakat.
2.       Menanamkan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada di masyarakat
3. Mengembangkan kemampuan individu untuk berbicara dan berkomunikasi dengan baik
4. Mengembangkan kemampuan individu untuk mengendalikan diri sesuai fungsinya sebagai bagian dari masyarakat dengan seringnya ia mengoreksi perbuatan yang sudah dilakukan apakah itu benar atau salah.
Secara umum, sosialisasi bertujuan untuk membentuk kepribadian. Kepribadian terbentuk melalui proses mempelajari pola-pola kebudayaan. Kebudayaan yang dipelajari meliputi nilai-nilai, norma-norma,beserta sanksi-sanksi yang akan diterima bila terjadi penyimpangan. Setelah  kepribadian terbentuk,manusia siap menjalankan perannya di dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi umum sosialisasi  dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu sudut pandang individu dan kepentingan masyarakat.
FUNGSI SOSIALISASI
Sosialisasi merupakan proses pembelajaran nilai dan norma sosial untuk membentuk prilaku dan kepribadian individu dalam masyarakat. Adapun fungsi sosialisasi sebagai berikut.
1. Dilihat dari kepentingan individu, sosialisasi bertujuan agar individu bisa mengenal, mengakui dan menyesuaikan diri dengan nilai-nilai, norma-norma, dan struktur sosial yang ada di dalam masyarakat.
2.        Dilihat dari kepentingan masyarakat, sosialisasi berfungsi sebagai alat pelestarian, penyebarluasan, dan pewarisan nilai-nilai serta norma-norma yang ada dalam masyarakat, supaya tetap ada dan terpelihara oleh seluruh anggota masyarakat.


SOSIALISASI
Sosialisasi adalah adalah istilah yang digunakan oleh sosiolog, psikolog, anthropolog, dan politikus untuk menyebut sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan. Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
Sosialisasi menunjuk pada semua faktor dan proses yang membuat setiap manusia menjadi selaras dalam hidupnya di tengah-tengah masyarakat. Seorang anak dikatakan telah melakukan sosialisasi dengan baik, apabila ia bukan hanya menampilkan kebutuhannya sendiri saja, tetapi juga memerhatikan kepentingan dan tuntutan orang lain.
Pengertian sosialisasi secara umum dapat diartikan sebagai proses belajar individu untuk mengenal dan menghayati norma-norma serta nilai-nilai sosial sehingga terjadi pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan tuntutan atau perilaku masyarakatnya.
Proses pembelajaran berlangsung secara bertahap, perlahan tapi pasti dan berkesinambungan. Pada awalnya, proses itu berlangsung dalam lingkungan keluarga, kemudian berlanjut pada lingkungan sekitarnya, yaitu lingkungan tetangga, kampung, kota, hingga lingkungan negara dan dunia. Di samping itu, individu mengalami proses enkulturasi (pembudayaan), yaitu individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran dan sikapnya dengan adat istiadat, sistem norma, dan peraturan yang berlaku dalam kebudayaan masyarakatnya.

MEDIA SOSIALISASI
Media sosialisasi sangat berperan dalam pembentukan kepribadian seorang individu. Macam-macam media sosialisasi adalah keluarga, kelompok bermain/teman sepermainan/teman sebaya, sekolah, lingkungan kerja, media massa, dan organisasi.
·      Media sosialisasi keluarga
Dalam keadaan normal, lingkungan pertama yang berhubungan dengan anak adalah orangtua, saudara-saudara, serta mungkin kerabat dekat yang tinggal serumah. Melalui lingkungan, anak mengenal dunia sekitarnya, dan pola pergaulan sehari-hari.
·      Media sosialisasi teman sepermainan
Dalam istilah sosiologi, kelompok bermain disebut juga dengan peer group. Pada usia anak-anak, kelompok bermain mancakup teman-teman tetangga, keluarga, dan kerabat. Pada usia remaja, kelompok sepermainan berkembang menjadi kelompok persahabatan yang lebih luas. Perkembangan itu antara lain disebagbkan karena bertambahnya luasnya ruang lingkup pergaulan remaja, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Teman dan persahabatan merupakan pengelompokan sosial yang melibatkan orang-orang yang berhubungan relatif akrab satu sama lain.
·      Media sosialisasi sekolah
Fungsi sekolah dalam proses sosialisasi adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan yang di perlukan siswa serta membentuk kepribadian siswa agar sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat.
·      Media sosialisasi lingkungan kerja
Lingkungan kerja juga mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seseorang. Di lingkungan kerja, seseorang akan berinteraksi dengan teman sekerja, pimpinan dan relasi bisnis. Dalam proses interaksi akan terjadi proses saling mempengaruhi. Pengaruh-pengaruh itu akan menjadi bagian dari dirinya.
·      Media massa sebagai media sosialisasi
Media massa merupakan alat sosialisasi yang penting karena dapat membantu memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang norma-norma dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
·      Organisasi sebagai media sosialisasi
Organisasi adalah pembentukan suatu kelompok yang memiliki tujuan khusus. Kemunculan suatu organisasi ditandai dengan aturan-aturan formal dan hubungan kewenangan. Dalam organisasi ada yang di sebut partisipasi. Partisipasi adalah keterlibatan mental atau pikiran dan emosi atau perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan.

PROSES SOSIALISASI
Proses sosialisasi dilakukan setiap orang sejak lahir di muka bumi sampai meninggal. Bahkan, seorang bayi yang baru lahir melakukan sosialisasi. Contohnya belajar membuka mata untuk melihat dunia, belajar memegang sesuatu, dan belajar merasakan sesuatu. Bersamaan dengan berjalannya waktu, pembelajaran bayi mengenai dunia semakin kompleks. Misalnya belajar berjalan, berbicara, makan, dan mengenal lingkungan sekitar. Ada dua faktor yang secara garis besar dapat memengaruhi proses sosialisasi, yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik berarti faktor dari dalam diri, sedangkan faktor ekstrinsik berarti faktor lingkungan sekitar. Berdasarkan tahapannya, proses sosialisasi seseorang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sosialisasi primer dan sekunder.
·      Sosialisasi Primer
Sosiolog Peter L. Berger dan Luckman mengartikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga).
Sosialisasi primer terjadi pada anak berusia di bawah lima tahun. Pada usia ini seorang anak mengenal lingkungan terdekatnya, yaitu keluarga. Anak mulai mengenal ayah, ibu, kakak, paman, bibi, nenek, dan kakek. Secara bertahap, ia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya. Melalui sosialisasi primer anak belajar tolong-menolong, toleransi, rela berkorban, taat beribadah, jujur, dan menyayangi anggota keluarga.
Dalam tahap ini, peran orang tua menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas dalam lingkup komunitas terkecil, yakni keluarga dan orang tualah yang paling banyak mengontrol kondisi anak. Kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dan anggota keluarga terdekatnya. Orang tua akan menjadi potret dan cermin bagi anak dalam mengembangkan kepribadiannya.
Proses sosialisasi primer mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang anak. Hal ini karena anak akan menerapkan hasil belajarnya dalam keluarga ke dalam pergaulan di masyarakat. Proses sosialisasi primer merupakan dasar seseorang melakukan sosialisasi sekunder.
·      Sosialisasi Sekunder
Selain berinterkasi dalam komunitas terkecil yakni keluarga, seorang anak juga melakukan proses komunikasi dengan lingkungan masyarakat, baik itu teman sepermainan, teman sekolah, maupun masyarakat umum. Di sanalah terjadi proses sosialisasi yang kedua yakni sosialisasi sekunder.
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri atau kekhasan yang baru. Adapun dalam proses desosialisasi seseorang mengalami “pencabutan” atau pelepasan identitas diri lama yang sudah melekat dalam kepribadiannya.
Pada sosialisasi sekunder seseorang belajar memahami lingkungan di luar keluarganya. Pada proses sosialisasi itu masyarakat atau orang lain mempunyai peranan penting. Sosialisasi sekunder diterima melalui pendidikan di sekolah dan pengalaman hidup. Ketika seseorang belajar menghormati guru, menyayangi sahabat, menghargai tetangga, pada saat itulah sosialisasi sekunder sedang berlangsung.

TUJUAN SOSIALISASI
Tujuan umum sosialisasi:
1.    Agar orang mampu menjadi anggota masyarakat yang baik
2.   Agar orang dapat menyesuaikan tingkah lakunya sesuai dengan harapan masyarakat
3.     Agar orang dapat lebih mengenal dirinya sendiri dalam lingkungan sosialnya
4. Agar orang menyadari eksistensi (keberadaan) dirinya terhadap masyarakat di sekelilingnya.
Tujuan Pokok sosialisasi menurut Bruce J. Cohen:
1.        Memberikan keterampilan yang dibutuhkan seseorang dalam kehidupan di tengah masyarakat.
2.        Menanamkan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada di masyarakat
3.        Mengembangkan kemampuan individu untuk berbicara dan berkomunikasi dengan baik
4.        Mengembangkan kemampuan individu untuk mengendalikan diri sesuai fungsinya sebagai bagian dari masyarakat dengan seringnya ia mengoreksi perbuatan yang sudah dilakukan apakah itu benar atau salah.
Secara umum, sosialisasi bertujuan untuk membentuk kepribadian. Kepribadian terbentuk melalui proses mempelajari pola-pola kebudayaan. Kebudayaan yang dipelajari meliputi nilai-nilai, norma-norma,beserta sanksi-sanksi yang akan diterima bila terjadi penyimpangan. Setelah  kepribadian terbentuk,manusia siap menjalankan perannya di dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi umum sosialisasi  dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu sudut pandang individu dan kepentingan masyarakat.
FUNGSI SOSIALISASI
Sosialisasi merupakan proses pembelajaran nilai dan norma sosial untuk membentuk prilaku dan kepribadian individu dalam masyarakat. Adapun fungsi sosialisasi sebagai berikut.
1.        Dilihat dari kepentingan individu, sosialisasi bertujuan agar individu bisa mengenal, mengakui dan menyesuaikan diri dengan nilai-nilai, norma-norma, dan struktur sosial yang ada di dalam masyarakat.
2.        Dilihat dari kepentingan masyarakat, sosialisasi berfungsi sebagai alat pelestarian, penyebarluasan, dan pewarisan nilai-nilai serta norma-norma yang ada dalam masyarakat, supaya tetap ada dan terpelihara oleh seluruh anggota masyarakat.