THIS SUPERHERO TOLD US, THAT THERE'S NOTHING MORE SPECIAL AND FUN, "EXCEPT CAT AND CHOCOLATE"

THIS SUPERHERO TOLD US, THAT THERE'S NOTHING MORE SPECIAL AND FUN, "EXCEPT CAT AND CHOCOLATE"
EVERY SUPERHEROES, KNOWN TO BE BORN FROM NORMAL PEOPLES, BUT THIS.. HMMMM...CKCKCK...WELL,,,,NOT

Senin, 11 April 2016

UNTUK MISS ENI

KENANGAN SEJARAH (HISTORICAL MOMENTS)

SOFTSKILL ASSIGNMENT

Kata Pengantar

Puji Syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya , sehingga makalah mengenai  “kenangan sejarah (historical moment)” ini dapat terselesaikan dengan baik. Terima kasih kepada pihak dari Museum Fatahillah atas penjelasan dan bimbingannya mengenai seluruh urutan rangkaian yang terdapat dalam Museum Fatahillah mulai peristiwa, benda-benda peninggalan, sampai pada ruang tahanan.

Perlu disadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik sangatlah dibutuhkan pada makalah ini.
                                              
                                     Jakarta, 10 April 2015
                                                                    
                                                  Yosia Grahna

                                                                                                                                                                                    



MUSEUM FATAHILLAH 
Okee, bagi anda yang belum pernah berkunjung ke Museum Fatahillah, pastinya anda penasaran dengan apa saja yang terdapat di museum tersebut. Nah, jika anda belum mengunjunginya, maka saya sebagai pengamat sejarah akan menjelaskannya secara rinci dan detail mengenai apa saja yang terdapat dalam museum tersebut. Museum tersebut menjelaskan mengenai perjalanan sejarah bangsa Indonesia yang tertindas dan menderita dalam masa pemerintahan Belanda selama 350 tahun atau dapat dikatakan 3,5 abad, serta upaya bangsa Indonesia dalam melawan penjajahan Belanda di beberapa daerah. Namun, Museum Fatahillah dulunya adalah gedung atau bangunan Belanda di mana para pemerintah Belanda serta para gubernurnya bersemayam dan juga merupakan tempat penjara dan eksekusi bagi para pemberontak, yaitu rakyat Indonesia.

1.Dimulai dengan perlawanan Sultan Agung di Mataram dalam melawan VOC.
Kerajaan Mataram mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo (1613-1645). Daerah kekuasaannya hampir meliputi seluruh pulau Jawa. Hanya Jawa Barat yang belum termasuk wilayah Mataram. Pada mulanya hubungan antara VOC dengan Mataram berjalan dengan baik. dibuktikan dengan VOC diperbolehkan berdagang di wilayah Mataram tanpa dikenakan pajak. Namun, akhirnya VOC menunjukkan sikap yang tidak baik, yakni ingin memonopoli perdagangan di Jepara.Tuntutan tersebut ditolak oleh Bupati Kendal, yaitu Baurekso, yang bertanggung jawab atas wilayah Jepara. 

Namun penolakan tersebut tidak menyurutkan semangat VOC dan mereka pun melanjutkan keinginannya untuk berdagang. Hal ini membuat rakyat Mataram marah dan kantor VOC pun diserang. Gubernur Jenderal VOC, Jan Pieterszoon Coen membalasnya dengan menyuruh pasukannya menembaki wilayah Jepara. menyikapi hal tersebut, Sultan Agung pun bertekad untuk menyerang kota Batavia. Penyerangan yang dilakukan oleh Sultan Agung pun dilakukan sebanyak dua kali. Namun hal itu tidak cukup hebat untuk menaklukan Batavia dan pasukannya, karena disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:


  • Terlalu lelah karena jarak Mataram (sekarang: Yogyakarta) dan Batavia (sekarang: Jakarta) sangat jauh
  • Kekurangan persediaan bahan makanan sehingga menyebabkan kelaparan
  • Kalah dalam persenjataan
  • Banyak yang meninggal akibat penyakit malaria
2. Jakarta menurut Peta Van Der Parra
Gambaran kota Jakarta di akhir abad 18 dapat diketahui dari peta Van Der Parra, sebuah peta yang menggambarkan situasi pada tahun 1770. Pada peta itu dibangun kota berbentuk segi empat yang dibelah dua oleh Sungai Ciliwung menjadi bagian Timur dan Barat. Di ujung dermaga terlihat benteng air (waterkastil ) yang dibangun tahun 1741 oleh gubernur Jenderal Baron Van Imhoff. Kastil batavia merupakan batas utara kota bagian timur berbentuk segi empat yang dilengkapi bastion sudut yaitu Parel, Diamant, Saphier, dan Robijin. Sekarang, letak kastil Batavia ada di ujung utara jalan Tongkol, yaitu antara Ciliwung dan kali Krukut.

Pusat kota yang luasnya 65 hektar itu dikelilingi tembok pertahanan yang dilengkapi 22 buah bastion dari batu karang. Gerbang kota ada 4 buah, yaitu gerbang Roterdam di sisi timur, gerbang Utrecht di barat dan dua gerbang lainnya. Nieuwpoort dan Diestpoort di sisi selatan. Setiap gerbang dijaga 20 serdadu dengan dipimpin seorang kapten.


Menurut Leonard Blusse, panjang kota 2,250 meter dan lebarnya 1.500 meter. Batas utara kota bagian timur adalah kastil Batavia, sedangkan di selatan adalah Jalan Pasar Pagi. Sebaliknya Batas paling utara bagian kota barat diperkirakan sekitar Pasar Ikan dan Museum Bahari sedangkan batas paling selatan adalah jalan batu dan sebagian jalan mangga dua. Batas paling timur adalah sungai Ciliwung sedangkan jalan penjagalan raya diperkiralan batas di sebelah Barat. 


Beberapa bangunan dalam kota peta itu saat ini dapat didentifikasi. Bangunan Stadhuis (balai kota) sekarang adalah gedung museum sejarah Jakarta, gereja Nieuw Hollandsche Kerk yang dibangun tahu 1736 sekarang menjadi Museum Wayang yang didirikan tahun 1912, gudang tepi barat (Westzijdsche Pakhuizen) yang ada di Bastion Cullenburg dan Zeeburg sekarang adalah museum Bahari. Demikian juga dengan Chinese Kwartier di luar kota sekarang adalah pasar Glodok.


3. Perkembangan Penduduk pada abad ke 16-18
Perubahan lingkungan perkotaan Batavia dari abad 16 – 18 M, menurut beberapa ahli dilatarbelakangi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara lain disebabkan oleh rekayasa lingkungan alam Batavia yang menggunakan teknologi Eropa (Belanda), terutama sistem kanal dan parit yang difungsikan untuk mengeringkan lahan rawa, mencegah banjir, mempertinggi permukaan lahan, serta sebagai sarana pertahanan dan transportasi. Faktor eksternal lebih banyak disebakan oleh akibat ikutan yang timbul dari faktor internal. Kota yang semula berfungsi sebagai pusat pemerintahan serta perdagangan lokal dan regional berkembang menjadi pusat perdagangan internasional, perbentengan dan pusat pemerintahan kolonial. Perubahan fungsi tersebut menyebabkan Batavia menjadi lebih terbuka terhadap imigran luar dan asing, sehingga menimbulkan pertambahan jumlah penduduk yang pada akhirnya juga mendorong perluasan areal kota. Penduduk kota menjadi lebih heterogen dan muncul kelompok-kelompok etnis yang berbeda sosio kulturalnya, yang pada akhirnya memunculkan nilai-nilai baru di Batavia (Haris, 2007).
Tidak ada data resmi dan akurat mengenai jumlah penduduk Kota Batavia pada abad 18 M. F. de Haan memperkirakan jumlah penduduk Kota Batavia pada tahun 1700 sampai 1730 adalah antara 30.000 – 35.000 jiwa dengan jumlah 10.000 – 15.000 jiwa di antaranya tingal di luar benteng. Sedangkan Valentijn melaporkan bahwa penduduk Kota Batavia pada  tahun 1722  sekitar 100.000 jiwa yang terdiri dari berbagai bangsa dan suku bangsa (Haris, 2007).
Seperti lazimnya masyarakat perkotaan, kelompok-kelompok masyarakat di Kota Batavia menempati daerah-daerah kelompoknya sendiri dan terpisah dengan kelompok etnis lain. Jejak kehidupan sosial masa itu masih dapat dilihat melalui sejumlah nama daerah (toponim) di Jakarta yang menggunakan nama-nama suku bangsa atau kelompok etnis. Data kompeni tahun 1779 menyebut jumlah penduduk Batavia sebanyak 172.682 jiwa. Data pada tahun tersebut menggambarkan 89% penduduk tinggal di luar benteng, dan dari 89% tersebut, 59% di antaranya tinggal di bagian depan sebelah barat kota. Data itu juga menggambarkan bahwa pada abad 18, permukiman penduduk terutama berkembang ke arah barat kota. Adapun penduduk Batavia pada abad 18 M terbagi dalam enam kelompok besar yang terdiri dari orang Eropa, Mestizo atau Eurasia (indo), Timur Asing (Cina), Mardiker, dan orang pribumi.
Orang Belanda tidak menempati lokasi khusus untuk tempat tinggalnya. Mereka dapat tinggal dimana saja, di dalam atau pun di luar benteng, meskipun gambaran dari data abad 18 M memperlihatkan bahwa orang Belanda di luarkota lebih banyak bertempat tinggal di depan kota sebelah timur dan selatan. Orang Mestizo dan Eurasia banyak bertempat tinggal di dalam kota sisi timur dan di timur bagian depan kota. Setelah peristiwa kerusuhan tahun 1740, orang-orang Cina dilarang tinggal di dalam kota Batavia. Pada tahun 1766, untuk pertama kalinya diangkat Kapiten dari golongan Cina peranakan. Nama kapiten tersebut menggunakan nama pribumi. Meskipun begitu, orang Cina peranakan tetap tinggal terpisah, menyebar di sejumlah kampung dan beribadat menggunakan rumah ibadat atau masjid di kampung tempat mereka tinggal. Baru pada tahun 1786, orang Cina peranakan membangun masjid di atas tanah milik Kapiten mereka, di sebelah timur Molenvliet. Saat ini masjid Cina peranakan tersebut dikenal sebagai Masjid Kebun Jeruk (Haris, 2007).
Masuk dalam kelompok timur asing lainnya adalah orang Moor. Sebutan Moor pada awalnya digunakan untuk menyebut orang-orang Islam dari Kalingga, Koromandel, India. Tapi de Haan juga menggunakan sebutan ini untuk menyebut orang-orang Islam dari daerah lain seperti Gujarat, Benggala, Parsi, dan orang-orang Arab. Mereka umumnya adalah pedagang tekstil (Haris, 2007).
Dalam kelompok orang pribumi, etnis Jawa memiliki jumlah terbesar. Mereka bertempat tinggal di luar benteng, di sekitar Kali Krukut, dan di sebelah utara kota bagian barat. Orang Bali juga memiliki jumlah yang besar, mereka bertempat tinggal di sejumlah kampung di luar kota, yaitu Kampung Krukut, Kampung Angke, dan Kampung Pisangan Batu, yang menurut de Haan telah ada sejak tahun 1687. Satu kampung baru untuk orang Bali adalah Kampung Gusti yang dibangun pada tahun 1709 (Haris, 2007). Menurut data tahun 1779, Etnis Banda bertempat di luar benteng kota, terutama di depan kota bagian barat dan timur. Pada tahun 1715, diberitakan adanya satu masjid di luar pintu gerbang Roterdam (timur bagian depan kota) sebagai tempat ibadah orang Banda yang memeluk agama Islam (Haris, 2007).
Meskipun faktor ras, etnis, dan profesi dominan dalam pengelompokan penduduk dan masyarakat kota pada masa VOC, faktor agama pun ikut berperan, baik dalam pengelompokan penduduk maupun alokasi pekerjaan. Batas-batas wilayah yang didasarkan pada perbedaan agama, tidak hanya tampak pada kehidupan sosial-ekonomi. Hak-hak warga masyarakat yang beragama Kristen, termasuk budak, dilebihkan, demikian juga dalam permukiman. Pada umumnya, banyak penduduk yang beragama Islam bermukim di sisi depan kota bagian barat, sedangkan orang Kristen bermukim atau dimukimkan di sisi depan kota bagian timur yang tercermin pada sejumlah peninggalan sejarah dan purbakala berupa gereja dan masjid. Dengan melihat gambaran heterogennya Batavia di masa lalu, tidak mengherankan jika kondisi tersebut tetap bertahan pada saat ini.
4. Pemetaan kota pada masa Adrian Valckeinier (1737-1741)
Pemetaan kota Batavia tahun 1740 dibuat oleh Johan Wolfgang Heydt (Jerman) yang bermukim di Batavia antara tahun 1738-1740. Gubernur Jenderal Valkenier menunjuknya sebagai juru gambar dan arsitek. Di peta tahun 1740 ini nampak kota Batavia dikelilingi 7 benteng kecil (pos penjagaan) Ancol dan Jacatra di sebelah timur, Noordwijk dan  Rijswijk di sebelah selatan, Vijhoek, Angke, dan Buiten wacth (fluit) di sebelah barat. Jarak ke selatan dari pusat kota lebih kurang 4-5 km sedangkan jarak antara pos ancol (di sebelah timur) dengan angke (di sebelah barat) sekitar 8 km.
Dalam peta nampak bahwa lahan di luar tembok benteng, baik tepi barat maupun tepi timur sudah dihuni, sedangkan di sebelah selatan kota terlihat areal persawahan. Dari segi topografi, lahan sebelah selatan memang lebih tinggi dibanding sebelah barat atau timur, sehingga kondisi lahan seperti ini menjadi alasan mengapa pada masa kemudian perluasan dan pembangunan  kota mengarah ke selatan, yaitu Weltevreden.

Pada masa itu juga nampak bahwa pusat kota dihubungkan dengan benteng di luar kota melalui sejumlah kanal dan jalan. Dari pusat kota ke arah timur terdapat jalan Barends (Barandsweg), kanal Anthonie (Anthonievaart), kanal Ancol (Antjolvaart), kanal Sonter (Sontharvaart), dan jalan Tuan (Heerenweg), ke arah selatan melalui terusan Molen (Molenvliet),sedangkan ke arah barat melalui terusan Mooker (Mookervaart), kanal Bacherachte (Bacherachtsgracht), dan kanal Ammanus (Ammanusgracht). 




5. Pembangunan Kota Masa Joan Maetsuyker (1653-1678)

Metsuyker membangun kota Batavia dengan memperluas areal kota ke luar benteng. Perubahan yang dilakukan antara lain membangun jembatan di atas kanal atau parit, terutama di kota depan (voostad),membangun benteng-benteng di luar kota untuk mengawasi daerah pertanian dan perkebunan tebu di sekitarnya. Tahun 1658 dibangun pos penjagaan Jakrta di sebelah Tenggara dan pos penjagaan Rijswijk di sebelah selatan yang berjarak sekitar 4-5 km dari pusat kota. Setahun kemudian dibangun (1657) dibangun pos penjagaan Noordwijk di sebelah timur Rijswijk untuk mengawasi ternak yang tersebar di lapangan Pavilyoen di sebelah selatannya. Tahun yang sama dibangun pula molen Penggergajian kayu di ujung Molenvliet yang ketika itu masih bernama kanal Bingham



Untuk mengendalikan banjir, saran lalu lintas menyalurkan hasil bumi dan hasil hutan dari hulu ke hilir, penggalian kanal-kanal luar kota berlanjut. Di kota depan digali kanal Crone (1663), dan kanal Speelman (1665), kanal Verburghs (1667), kanal Waynands dan kanal  May. Parit atau kanal-kanal tersebut digali lurus sejajar jalan-jalan di kanan kirinya, saling berpotongan satu-sama lain sehingga membentuk blok-blok segiempat. Gubernur Jenderal Maetsuyker juga memusatkan perhatiannya pada pembangunan sekitar pelabuhan. Pelabuhan bebas (Vrijmanhaven) yang tadinya di dalam lingkunagn Boom (palang kayu atau pohon yang menutup mulut sungai) tahun 1667 dipindah ke luar Boom dengan mmperpanjang ujung saluran sampai ke sungai Ciliwung, tidak jauh di utara Boom Bersamaan dengan itu pula parit dekat Bastion Zeeburg dibendung dan saluran Vrijmanhaven diperpanjang ke barat sehingga terbentuk saluran kanal pelabuhan. Maetsuyker juga memerintahkan pembuatan jalan dari tepian laut menuju Maester Cornelis yang kemudian dirampungkan oleh penggantinya Rijkloff van Goens 


6. Jakarta, Kota Tradisional sampai Kota Kolonial 

Kota tradisional adalah kota-kota kuno pusat kerajaan-kerajaan islam yang belum dipengaruhi oleh budaya Eropa. Tata kotanya hampir sama, keraton ditempatkan di sebelah selatan alun-alun, di sebelah barat alun-alun terdapat mesjid, dan pasar di dekat keraton seperti halnya Pasar Paseban di Banten. Pola kota seperti ini meniru tata kota pusat kerajaan Majapahit sebagaimana direkonstruksi oleh Maclaine Pont berdasarkan kitab Negarakertagama. Penduduk kota bermukim dalam kluster-kluster yang terpisah.

Kota kolonial adalah kota-kota tipe Belanda yang berkembang abad ke 17-18 dan berpengaru pada banyak kota di Eropa. Rancangan kota Belanda saat itu mempunyai ciri khas, yaitu rayon-rayon kota dikelilingi oleh terusan (kanal) dan tembok keliling, sedangkan kanal-kanal dan jalan utama yang lebar seakan-akan merupakan tulang punggung kota.



7. Jan Pieterzoon Coen.

Jan Pieterzoon Coen (1587 -1629) adalah seorang Guberniur Jenderal masa VOC (Verenigde Oostindische Compagnie / Serikat Kompeni Hindia Timur) yang memerintah pada tahun 1618-1623 dan 1627-1629. Ia memulai karirnya dengan VOC pada tahun 1607 ketika ia masih berusia 20 tahun dan pada tahun 1612 menjadi Presiden Kantor Dagang di Banten dan Jayakarta (Jacatra). Sebagai seorang pemuda yang ambisinya sangat besar J.P.Coen berhasil memajukan VOC. Karena gagasannya ingin membangun suatu pusat Perdagangan yang besar di Jayakarta, maka Pimpinan VOC (HEEREN XVII) tertarik dan kemudian mengangkatnya menjadi Gubernur Jenderal VOC.


Pada masa kekuasaanya ia menang perang dengan kota Jayakarta pada tanggal 30 Mei 1619, kemudian ia mendirikan sebuah kota baru. Sebelumnya ia igin menamkan kota baru itu Nieuw Hoorn untuk mengenang kota kelahirannya, akan tetapi De Heeren XVII (Dewan XVII) memilih nama netral Batavia, untuk memberi penghargaan pada suku Bataven, leluhur orang Belanda yang melawan kekuasaan Romawi pada abad 2 pertama masehi. Selama hidup J.P.Coen menolak memakai, ia masih menyebut kota baru it dengan sebutan Fort Jacatra (Benteng Jakarta), Batvia diserang oleh pasukan Sultan Agung dari Mataram pada tahun 1628 dan 1629. Pada tanggal 20 setember 1629, J.P.Coen jatuh sakit dan meninggal dunia pada pukul 01.00 tanggal 21 September 1629. Pada tanggal 22 September 1629, ia dimakamkan di Balaikota Batavia (Stadhuis), yang sekarang bernama Museum Sejarah Jakarta, sebelum dipindahkan ke Hollandse Kerk (Gereja Belanda) tahun 1634, di tempat yang sekarang berdiri Museum Wayang.
8. Penangkapan Pangeran Wijayakrama

Sementara itu pada tanggal 31 Januari 1619 terjadi perjanjian antara Inggris dengan Pangeran Jayakarta tentang benteng dan isinya. Seteah terjadi perjanjian itu, usat benteng dengan paksa diambil alih oleh Pangeran Jayakrta dan Inggris. Peti-peti dan dokumentasi Jan Pieterzoon Coen dan orang-orang Belanda yang sedang pergi ke daerah Melayu dipecahkan, dirusak, dan sebagainya.

Kejadian perebutan dan pengepungan Benteng oleh Inggris dan Jayakrta itu terang tidak dikehendaki Banten. Karena Banten mulai mengancam Inggris dan Pangeran Jayakrta. Admirisi Th Dala dari pimpinan orang-orang Inggris sejak 1 Feruari 1619 merasa kurang mampu untuk menghadapi Banten. Syahbandar Banten atas nama Sultannya mengerahkan tentara di sekitar benteng-benteng dan muara Sungai Ciliwung itu. Dalam situasi yang tegang itu, Pangeran Jayakarta menyerahkan tawanan-tawanan Belanda kepada Banten.
Situasi politik Banten terhadap Pangeran Jayakarta dan Inggris itu sebaliknya bagi Belanda mendapat angin untuk bernafas,serta mempersiapkan tenaganya yang baru dan sewaktu-waktu mereka bangkit menghamtamnya.

Adanya perjanjian antara Inggris dan Pangeran Wijayakarma dalam hal penyerahan benteng berarti memperbesar saingan Banten dengan Jayakarta baik dari segi ekoomi maupun politik. Lebih-lebih kaean sejak masa-masa sebelumnya sampai masa pangeran Wijayakarma, Jayakrta masih merupakan vazal Baten, karena itu maka tindakan Pangeran Wijayakarma berarti penyelewengan politis terhadap Banten.
Akibatnya pada waktu malam tanggal 15 Februari 1619, Mangkubumi melalui Syahbandar dan Tumenggung Banten, mengambil pangeran Wijayakarma dari pemerintahannya, kemudian bersama 50 pengawalnya dikirim ke “Tanahara” untuk “menjalani hukuman”.


Menurut keterangan 3 orang utusan dari Tanara yang berusaha membunuh J.P.Coen, bahwa pangeran Jayakrta dibawa terus oleh Sultan Banten untuk ditempatkan di Tanahara, di tempat yang lebih baik. Diceritakan pula bahwa rajanya amat baik  terhadap Pangeran Jayakarta itu.    

9. Pangeran Sungarasa Jayawikarta / Wijayakrama Adipati Jayakarta III. 
Putra dari Ratu Bagus Angke dengan Ratu Pembayun Fatimah (putri Maulana Hasanudin, Sultan Banten 1). Diangkat menjadi Adipati Jayakarta  sekitar 1600. Dapat disaksikan dari daftar keturunan yang dibuat oleh Sultan Ageng Tirtayasa, yang diserahkan kepada Gubernur Jenderal Joan Van Hoorn tanggal 23 Juli 1709.

Ketika Jayakarta mengalami kekosongan pemimpin karena Pangeran Wijayakrama dipanggil ke Banten untuk menghadap Sultan, pada 15 Februari 1619, VOC datang menyerang dan membumihanguskan kota Jayakarta. J.P.Coen mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia.

Dikenal juga dengan Pangeran Katengahan. Nama ini diberikan karena berhasil mendamaikan dan menentramkan kekacauan perang saudara, antara keluarga sultan Banten. Perang ini dikenal dengan nama perang Pailir pada tahun 1604.    


10.Mimbar  






Mimbar ini berasal dari mesjid kampung baru / mesjid bandengan yang terletak di selatan Ammanusgracht, sekarang Jl. Bandengan Selatan (simpang Jl. Pekojan 1). Mimar ni dibuat pada pertengahan abad abad ke-18, dan seluruhnya dibuat dari kayu jati. Ukiran mengikuti gaya VOC yang umum pada zaman itu. Pada tahun 1939 pengurus mesjid menjual mimbar ke Batavia Genootschap (sekarang museum nasional) dan dananya dipakai untuk memperbaiki mesjid tersebut. Karena banyak kena rayap, mimbar direnovasi dan beberapa bagian diganti. Didalam mesjid mimbar baru dibuat dari beton.  

11. Mesjid-mesjid tua di daerah Pekojan


Dari dahulu daerah antara Jl. Pekojan Raya dan Jl. Bandengan oleh orang Moor, kata Portugis mengacu pada orang muslim dan India, yang kemudian diikuti oleh orang Arab dan orang China. “Moorsch Quartier” daerah orang Moor sudah disebut kota Batavia pada tahun 1633. Pada tahun 1648 orang Moor, yang juga disebut Kojah (pedagang) mesjid kecil sendiri di daerah Pekojan, yang bernama mesjid Al-Anshor (dekat Jl. Pegukiran II, tidak jauh dari Jl. Pejagalan).Mesjid Kampung Baru / Mesjid Bandengan adalah yang kedua dibangun daerah ini, antara tahun 1744 dan 1748. Sama dengan mesjid yang pertama, mesjid ini juga masih ada sekarang, walaupun bangunan seringkali dirubah dari masa ke masa. Mimbar dari mesjid ini ada yang di Museum, kemungkinan dibuat pada waktu yang sama yaitu pada sekitar tahun 1748.Mesjid yang ketiga dibangun pada sekitar tahun 1760, namanya Mesjid Annawir, yang dan sesudah diperbesar pada awal abad 19, mesjid ini sekarang yang paling besar di daerah pekojan, tidak jauh dari mesjid ini dibangun Langgar tinggi pada tahun 1833-1834.  




12.Meja Biedermeier

Beidermeier selalu mengacu pada gaya kesenian dengan desain yang sederhana, yang bermanfaat, namun anggun. Bahan yang dipakai tidak mahal. Gaya ini berhubung dengan kemunculan kelas menengah yang tidak kaya di Eropa pada awal abad 19. Gaya berdiemeder berkontras dengan gaya romantis pada abad sebelumnya dan yang didominasi oleh orang elit. Ciri-ciri khas Berdiameder dalah garis bersih yang melengkung, hampir tanpa hiasan walaupun belakangan hiasan agak bertambah. Mebel-mebel Berdiameder yang terbaik dibuat pada pada tahun 1820 sampai 1830, tetap era berdiameder biasanya dihitung dari 1815 (berakhir perang-perang Napoleon) sampai 1814, tahun revolusioner di Eropa dengan perubahan politik. 


13. Mebel-mebel abad ke 18


Kursi panjang yang penuh dengan hiasan motif subur daun dan bunga emas (prada). Pada pertengahan dari dua bagian atas sandaran belakang terdapat ukiran lambang bermotif bunga, di bawah mahkota dengan 11 mutiara. Diatas mahkota terlihat sepasang burung. Tiang sandaran belakang dengan ukiran gaya pilin dan ujungnya berbentuk pucuk bunga. Sandaran lengan diukir ada tiga sisi dan ujungnya berbentuk gulungan. Tempat duduknya dari anyaman rotan. 


14.Lemari Buku Besar 

Lemari yang sangat besar ini dibuat pada tahun 1748 untuk Dewan Pengadilan (Read van Justitie) yang mana semula berkantor dan kasteel Batavia (benteng Batavia) dan kemudian pindah ke ruang ini.


Pada rapat tanggal 23 Maret 1747, Dewan membicarakan keadaan mereka yang tidak memiliki tempat untuk arsip dan perpustakaan. Kemudian pada rapat tanggal 1 Juni 1747 mereka memutuskan untuk memesan lemari buku baru. Lemari buku tersebut selesai awal tahun 1748.




Karena nilai sejarahnya, pada tahu 1871, lemari buku ini diserahkan kepada Bataviaasch Genootschap (Lembaga Kebudayaan Indonesia) di dalam gedung mereka yang baru selesai di Medan Merdeka, sekarang Museum Nasional. Sejak tahun 1970-an lemari buku ini termasuk koleksi Museum Sejarah Jakarta.
Lemari buku ini ukiran kayunya disepuh emas atau prada. Pada bagian atas, sisi sebelah kiri terdapat Patung Dewi Keadilan, dahulu tangan kanan membawa pedang keadilan dan tangan kiri membawa timbangan. Pada sisi sebelah kanan merupakan Patung Dewi Kebenaran, dahulu tangan kanan membawa cermin dan tangan kiri mencekik seekor ular. Di antara dua ukiran tersebut, terdapat ukiran yang menggambarkan empat belas tambang keluarga dari anggota Dewan Pengadilan, termasuk pada bagian puncak lambang keluarga President, Mr. Reinier Stapel.


15. Penyekat Ruangan.


Gaya                         : Baroque

Tahun pembuatan     :  Abad 18

Bahan dan warna    :  kayu dicat merah dan prad (lapisan       prada/emas)

Ukuran                     :  tinggi 289 cm, lebar 232 cm


Penyekat ruangan ini diukir dengan indah dan pernah digunakan dalam ruang sidang Dewan Hindia di Benteng (Kasteel) Batavia. Pada bagian atas, d bawah mahkota terdapat enam lambang kota  yang membentuk VOC, pada bagian tengahnya terdapat lambang kota Batavia (pedang dengan ujungnya menembuslingkaran daun salam).Figur pada bagian tengah menggambarkan seorang pria muda memakai baju zirah, kakinya agak pendek. Dia membawa perisai dengan hiasan Kepala Medusa yang jelek dan berambut ular setelah ia dikutuk oleh Pallas Athena, Dewi Kebijaksanaan dan Kesenian. Menurut mitos Yunani, Pallas Athena adalah putri Dewa Zeuz, lahir dengan memakai baju Zirah.


16. Lukisan Tiga Putusan Pengadilan


Pelukis                    : J.J. De Nijs

Material                  : cat minyak di atas kayu jati

Periode                   : diperikirakan awal abad 18


Lukisan ini menggambarkan tiga keputusan pengadilan yang sangat adil.
·Kiri : Raja Persia, Cambyses (abad 5 SM) sedang memerintahkan supaya hakim yang korup Sisamnes dikuliti. Kemudian putra Sisamnes diangkat menggantikan ayahnya. Kulit ayahnya dipakai untuk melapisi kursi hakim, peringatan keras terhadap hakim-hakim yang disuap.
·Tengah : Raja Solomon mengambil keputusan bijaksana mengenai seorang bayi yang diperebutkan oleh dua orang wanita, yang masing-masing menyatakan sebagai ibu kandungnya.
·Kanan : Raja sekaligus penyusun Undang-Undang, Zaleukos ari Lakri (Yunani abad ke 7 SM) siap mengorbankan salah satu matanya untuk mengindahkan hukum yang diundang-undangkannya sendiri. Dengan demikian Raja mau menyelamatkan salah satu putranya, yang sesungguhnya harus ditusuk matanya, karena melanggar hukum yang melarang berzinah.

 17. Ruang Rapat para Dewan


18. Pedang Pelaut dan Tombak 




19. Pedang Keadilan untuk Eksekusi




20. Senapan Guntur 


Demikian yang dapat saya sampaikan dari penjelasan mengenai rangkuman sejarah ini, perlu diketahui bahwa masih banyak sekali kesalahan maupun kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, karena kurangnya ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas, saya mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan. Akhir kata dari saya ucapkan
“terima kasih”

Sabtu, 09 April 2016

Keterampilan Komputer
“WORD STAR”



 

Nama Kelompok :
Muhammad Hazairin (14615629)
Yogy Aspriyanto (17615260)
                                      Duto Wisnu Bhatoro (12615026)
Yosia Grahna (17615705)
Randy Adnan (15615640)
Arry Gantyrra Saleh (11615049)


Mengenai Wordstar
WordStar adalah sebuah aplikasi pengolah kata, dipublikasikan oleh MicroPro International, pertama kali dibuat untuk sistem operasi CP/M dan kemudian di tulis ulang untuk platform DOS, sempat mendominasi pasar pada era 1980an. Meskipun Seymour pertama. Rubinstein adalah pemilik perusahaan, Rob Barnaby merupakan pencipta versi-versi awal dari program; dimulai sejak WordStar 4.0, program dibuat berdasarkan kode yang ditulis Peter Mierau.
WordStar versi 3.x menggunakan File Control Block (FCB) MS-DOS, struktur data lama untuk keperluan input/output file yang dirancang mirip dengan fungsi input/output file milik CP/M. penggunaan FCB ditujukan untuk memudahkan proses penulisan ulang (porting) bahasa assembly yang digunakan dari CP/M ke MS-DOS. Ketika MS-DOS mengadopsi antarmuka mirip file Xenix untuk keperluan penanganan file, FCB menjadi antarmuka lama yang dipertahankan untuk keperluan kompatibilitas dengan aplikasi lama. Karena kompatibilitas FCB tidak dipertahankan, WordStar 3.x tidak berjalan dengan normal pada versi modern Windows. Dalam beberapa keadaan, WordStar 3.x tidak dapat menyimpan file. Salah satu alternatif pemecahannya adalah dengan menggunakan emulator DOSEMU pada Linux yang mengimplementasikan antarmuka FCB dengan baik. WordStar 4.0 tidak terganggu dengan keterbatasan ini karena telah menggunakan antarmuka MS-DOS baru untuk input/output. OS/2 dapat menjalankan WordStar dalam sebuah sesi DOS.
(Muhammad Hazairin)

WordStar masih digolongkan sebagai salah satu contoh terbaik dalam hal desain antar muka sebuah software pada era DOS karena dirancang untuk menampilkan mode karakter dengan tipe font tunggal, fokus utamanya adalah pengetikan teks, tanpa desain format tampilan WYSIWYG langsung pada layar monitor. Karena penerapan layout menjadi fungsi tambahan yang hanya dilakukan setelah dokumen selesai ditulis, diedit dan diperiksa, penulis tidak dipusingkan oleh banyak kemungkinan perubahan layout dan konfigurasi dokumen yang banyak ditemui pada pengolah kata modern.
Setelah terinstalasi, pada modus teks dari WordStar, kira-kira 1/3 bagian atas layar digunakan sebagai tempat menu perintah, dengan baris paling atas sebagai tempat untuk menampilkan posisi kursor dalam file dan 2/3 area sisanya digunakan sebagai tempat pengetikan teks bagi pengguna. Fasilitas bantuan dapat dikonfigurasi untuk menampilkan bantuan secara singkat begitu karakter pertama dari sebuah perintah ditekan. Setelah pengguna menjadi familiar dengan perintah-perintah tersebut, fasilitas bantuan dapat dikonfigurasi untuk semakin jarang muncul hingga akhirnya seluruh menu dan informasi status dapat dimatikan.
(Arry Gantyrra Saleh)

Terminal komputer dan mikrokomputer yang digunakan untuk pengembangan WordStar tidak memiliki serangkaian tombol fungsi atau tombol kontrol arah (misalnya, tombol panah, Page Up/Down), jadi WordStar menggunakan serangkaian tombol huruf yang dikombinasikan dengan tombol "Ctrl". Contohnya, tombol yang dikenal dengan istilah "Wordstar diamond" yang terdiri dari Ctrl-S/E/D/X memindahkan kursor satu karakter/baris ke kiri, atas, kanan, atau bawah. Ctrl-A/F memindahkan kursor satu kata ke kiri/kanan, dan Ctrl-R/C untuk menggulung satu halaman ke atas/bawah, dll. Perintah untuk menebalkan atau memiringkan, mencetak, memblok teks untuk keperluan penyalinan atau penghapusan, menyimpan atau membuka file dari media disk, dll secara umum merupakan serangkaian penekanan tombol, misalnya Ctrl-P-B untuk menebalkan teks, atau Ctrl-K-S untuk menyimpan file. Kode format/layout dokumen akan ditampilkan pada layar, misalnya ^B untuk teks yang ditebalkan, ^Y untuk teks miring, dan ^S untuk teks bergaris bawah.
(Randy Adnan)


Sejarah Perkembangan Wordstar
WordStar pertama kali dibuat untuk CP/M pada tahun 1978. Program ini menyajikan banyak fasilitas, kemudahan dalam penggunaan dan menjadi standar umum pengolah kata untuk sistem operasi CP/M. Pada tahun 1981 WordStar versi 2.26 disertakan dalam paket komputer portable Osborne 1. Sebagai catatan, WordStar merupakan program pengolah kata terakhir yang berjalan pada CP/M. Release 4, versi terakhir yang mendukung CP/M, dijual pada media disket 5¼", dan tersedia pula versi media disket 8".
WordStar for DOS versi 3.0 dirilis pada April 1982. Versi DOS sangat mirip dengan versi asli yang berjalan di bawah CP/M, dan meskipun IBM PC menyediakan tombol arah dan tombol fungsi (F1, F2, dll), tombol panah versi WordStar yang dikenal sebagai "WordStar diamond" dan tombol Ctrl lainnya tetap dipertahankan, mengakomodasi transisi bagi pengguna yang biasa menggunakan CP/M. Kemampuan WordStar untuk menggunakan modus "non-document" untuk menciptakan file teks ASCII tanpa kode format membuatnya populer di kalangan programmer untuk menulis kode program.
(Yosia Grahna)

WordStar versi awal yang berjalan di DOS hanya merupakan hasil port dari versi CP/M, dan karenanya hanya menggunakan RAM 64K meskipun DOS mendukung penggunaan RAM hingga 640K. Pengguna segera mengetahui bahwa mereka dapat menjalankan versi WordStar ini secara cepat dengan memanfaatkan kemampuan DOS untuk menggunakan sebuah "RAM disk" di memori, dan menyalin seluruh file program WordStar ke dalamnya. WordStar masih membutuhkan akses ke "disk" secara rutin, tapi sangat cepat dibanding menjalankannya pada disket. Namun, dokumen yang diedit masih disimpan ke RAM disk, dan harus disalin ke media fisik (misalnya disket) sebelum reboot atau mematikan komputer.
Pada pertengahan 1980an WordStar merupakan program pengolah kata paling populer di dunia. Tapi IBM mendominasi pasar "pengolah kata yang sesungguhnya" dengan produk yang bernama IBM DisplayWrite, yang berjalan pada mesin yang khusus dirancang untuk menulis dan mengedit dokumen. Terdapat banyak mesin khusus pengolah kata saat itu, tapi saingan utama IBM adalah Wang Laboratories. Mesin khusus itu berharga sangat mahal dan umumnya digunakan dengan harus melalui sebuah terminal yang terhubung dengan mainframe atau komputer tingkat menengah.
(Duto Wisnu)

Ketika IBM mengumumkan akan membuat pengolah kata versi PC dengan nama DisplayWriter ke pasar, MicroPro segera mengalihkan fokusnya dengan membuat program serupa yang dipasarkan dengan nama WordStar 2000. Sayang hasilnya tidak sesukses yang diharapkan oleh para pengembangnya. Perhatian yang kurang diberikan oleh MicroPro terhadap versi asli WordStar saat itu, ditambah lagi dengan kurangnya dukungan WordStar 2000 terhadap format file & penggunaan tombol WordStar, telah membuka kesempatan bagi produk dari kompetitor untuk mengambil alih pasar. WordPerfect, di sisi lain, menggunakan kombinasi tombol yang sama dengan komputer pengolah kata populer buatan Wang, yang membuatnya populer dikalangan sekretaris yang sedang beralih menggunakan PC. MicroPro International segera merestrukturisasi menjadi WordStar International dan mempekerjakan kembali banyak "veteran" programmer WordStar yang meninggalkan perusahaan ketika pengembangan WordStar 2000, dan pada Oktober 1986 membeli kode yang digunakan oleh NewWord, sebuah aplikasi mirip WordStar dengan kemampuan yang telah ditingkatkan, ditulis oleh Peter Mierau untuk perusahaannya yang bernama NewStar. WordStar menggunakan basis-kode NewWord untuk memproduksi versi selanjutnya, menambahkan fitur yang telah lama dinanti seperti pengembalian teks yang telah terhapus dan pewarnaan format layar untuk fasilitas efek tebal, miring dan efek percetakan lainnya. Versi pertama yang dibuat dengan basis-kode juga disebut WordStar (atau WordStar Professional 4.0) dan dirilis untuk sistem operasi DOS dan CP/M. Versi selanjutnya — 5.0, 5.5, 6.0, dan 7.0 — hanya dirilis untuk DOS.
(Yogy Aspriyanto)

Persaingan internal antara pengembang "veteran" versi 6.5 (ditujukan untuk pengguna Microsoft Word), dan "generasi muda" yang mengembangkan versi 7.0 (ditujukan untuk pengguna WordPerfect), menyebabkan produk asli dikembangkan secara terpisah dan produk berikutnya dirilis lebih awal beberapa tahun dari tanggal jadwal peluncurannya; versi 7.0 Revision D, dirilis pada Desember 1992, merupakan versi final untuk DOS.
Seperti produsen aplikasi DOS populer lainnya, WordStar International menunda keputusan untuk membuat versi untuk Windows 3.0 yang telah populer. Perusahaan membeli aplikasi lain, sebuah software pengolah kata berbasis Windows yang telah ada sebelumnya, yang kemudian diubah namanya dan dirilis sebagai WordStar for Windows pada1991. Program tersebut tergolong sangat baik dan menyertakan banyak fasilitas yang hanya dimiliki aplikasi publikasi berharga mahal. Sayangnya, penundaan peluncuran produk menyebabkan Microsoft Word secara pasti telah menjadi standar bisnis dan perusahaan selama penundaan yang kira-kira dua tahun sebelumnya.
WordStar kini tidak lagi dikembangkan, hanya dirawat atau dijual oleh pemiliknya; secara efektif berubah menjadi abandonware. Kini WorStar menjadi milik Riverdeep, Inc., sebuah perusahaan software pendidikan dan retail yang bermarkas di San Francisco, California.
(Yosia Grahna)

WordStar masih secara aktif digunakan oleh beberapa ratus anggota milis WordStar Users Group. Mereka menyediakan dukungan tenis satu sama lain mulai Mei 1996 hingga hari ini. Juga tersedia beberapa paket download dari macro, script, driver printer & mouse terbaru pada situs WordStar Users Group.
Meskipun versi WordStar untuk sistem operasi masa kini tidak lagi dibuat, beberapa pengguna WordStar cenderung lebih menyukai antarmuka WordStar. Contohnya mengenai perintah penempatan kursor. Mereka menganggap antarmuka "WordStar Diamond" lebih efisien karena mengurangi pergerakan tangan yang dibutuhkan untuk melakukan perintah penempatan kursor. Untuk mengakomodasi keinginan pengguna fanatik ini dibuatlah beberapa program yang mengemulasikan antarmuka WordStar. Salah satunya adalah CtrlPlus yang dibuat oleh Yoji Hagiya, yang memetakan ulang keyboard PC standar dan membuat perintah WordStar tersedia untuk digunakan dalam aplikasi Windows. CtrlPlus menukar tombol Ctrl dan Caps Lock sehingga tombol Ctrl kembali menempati posisi di sebelah tombol A seperti pada keyboard model lama. Selain itu juga menyediakan fasilitasi WordStar Diamond untuk fungsi penempatan kursor.
(Arry Gantyrra Saleh)

Software emulator WordStar lainnya adalah WordStar Command Emulator for Microsoft Word, yang dikenal juga sebagai "WordStar for Word" yang dibuat oleh Mike Petrie. Dirancang untuk bekerja berdampingan dengan CtrlPlus, program ini menambahkan banyak perintah WordStar kedalam MS Word lebih banyak daripada CtrlPlus, dan mengganti menu MS Word menjadi mirip seperti menu dalam WordStar 7.0 for DOS. Sebagai contoh, Ctrl+K? digunakan untuk perintah menghitung kata dan Ctrl+QL merupakan perintah mengaktifkan pemeriksaan pengejaan bahasa. Dengan menggunakan kombinasi tombol ini dalam WordStar Emulator di dalam Word akan menjalankan perintah Word yang sesuai. WordStar for Word juga menambahkan perintah blok WordStar, misalnya Ctrl+KB untuk menandai awal blok, Ctrl+KK untuk mengakhiri blok, dan Ctrl+KV untuk memindahkannya. Cara lain misalnya dengan Ctrl+KC dapat digunakan untuk menyalin blok.
WordStar Command Emulator ditulis dengan menggunakan Visual Basic for Applications (VBA), sebuah bahasa pemrograman macro berbasis Visual Basic yang terintegrasi dengan Word. Kebanyakan plug-in Word ditulis dengan bahasa ini. Editor Joe for Linux merupakan contoh lain program yang menggunakan antarmuka WordStar. Ketika dijalankan sebagai jstar Joe mengemulasikan banyak kombinasi penekanan tombol dan perintah WordStar.
(Duto Wisnu)

Wordstar memiliki beberapa kelebihan, antara lain :
·        Program ini menyajikan banyak fasilitas
·        Memberikan kemudahan dalam penggunaan dan menjadi standar umum pengolah kata untuk sistem operasi CP/M
·        Wordstar mampu menggunakan modus non-document untuk menciptakan file teks ASCII tanpa kode format, dengan itu dapat membuat Wordstar popular di kalangan programer untuk menulis kode program
·        Menggunakan versi DOS pertama
·        Merupakan program pilihan bagi intelektual konservatif William. F. Buckley. Jr
·        Wordstar dapat dianggap sebagai antarmuka keyboard ketiga
MailMerge merupakan program tambahan (terintegrasi mulai WordStar 4) yang memfasilitasi fasilitas percetakan massal, seperti surat bisnis kepada klien. Ada dua jenis file yang diperlukan: 1) sebuah file DAT, merupakan daftar penerima yang disimpan dalam sebuah format non-document, dipisahkan dengan tanda koma (comma-delimited), biasanya diberi nama Clients.dat. Setiap baris dalam file merupakan perwakilan data satu klien, dengan nama dan detail alamat yang dipisahkan dengan koma, dibaca dari kiri ke kanan. Contohnya: Bpk, Maman, Komarudin, Jl. Nusantara 7,... 2) sebuah dokumen master berisi teks surat, menggunakan paragraf standar yang diperlukan. Penulis dapat dengan bebas menempatkan field yang diapit dengan tanda ampersand (&) pada dokumen master, contohnya &TITLE&, &NAMADEPAN&, &NAMABELAKANG&, &ALAMAT&... di bagian yang memerlukan, yang kemudian akan digantikan dengan data yang dibaca dari file DAT selama proses percetakan.
(Muhammad Hazairin)

Program tambahan lainnya adalah SpellStar, sebuah program pemeriksa ejaan bahasa, belakangan dimasukkan sebagai bagian dari program WordStar; dan DataStar, program yang berguna secara spesifik untuk membuat file data untuk keperluan percetakan mailmerge. Fasilitas ini tergolong revolusioner bagi pengguna PC era awal hingga pertengahan 80an. Sebuah software lembar kerja, CalcStar, juga dibuat menggunakan antarmuka mirip WordStar; Secara kolektif, WordStar (pengolah kata), DataStar (manajemen database), dan CalcStar (lembar kerja) membentuk program suit perkantoran pertama untuk PC. Sebagai tambahan produk, pada akhir 1980an WordStar 5 dibundel dengan PC-Outline, program pembuat outline DOS populer dari Brown Bag Software, Inc., CA. Teks keluaran PC-Outline harus diekspor menjadi file dengan format WordStar, karena kedua program tidak dirancang untuk kompatibel satu dengan yang lain secara internal.
(Randy Adnan)


Namun, disamping kelebihannya, Wordstar juga memiliki beberapa kelemahan, yakni :
·        Wordstar memiliki perintah-perintah yang rumit dan harus dihafal karena tidak ada menu yg memadai
·        Wordstar tidak mampu untuk memformat perubahan ulang justifikasi baris saat teks diketikan atau dihapus karenanya paragraph harus diformat ulang oleh sebuah perintah setelah proses perubahan selesai dibuat
·        Banyak pengguna menemukan kemudahan dalam memanipulasi blok dengan blok perintah daripada sisitem Microsoft Word menyoroti dengan mouse
·        Antarmuka Wordstar meninggalkan warisan besar
Banyak kelemahan yang diperbaiki lewat antarmuka baru pada WordStar 2000. Memformat paragraf menjadi otomatis. Banyak rangkaian perintah dibuat lebih sederhana sehingga ^RW menjadi menghapus kata (Remove a Word), ^RR untuk menghapus sebelah kanan kursor (Remove Right), ^RS untuk menghapus kalimat (Remove Sentence), dan lain-lain. WordStar 2000 juga tergolong program pengolah kata yang unik karena memperbolehkan pengguna untuk menandai sebuah blok teks (dengan menekan ^BB untuk awal blok dan ^BE untuk akhir blok) dan berpindah ke bagian lain lalu menyalinnya (dengan ^BC untuk menyalin blok). Banyak pengguna menganggap hal ini lebih sederhana dalam hal memanipulasi blok dengan menggunakan perintah blok dibanding penandaan blok dengan menggunakan mouse seperti pada Microsoft Word. Masalah utama perbaikan ini adalah keengganan pengguna WordStar versi asli (non-WordStar 2000) untuk mengadaptasi perubahan ini dan memilih menggunakan rangkaian perintah yang lama.
(Yogy Aspriyanto)

Antarmuka WordStar meninggalkan warisan besar. Banyak software pengolah kata multiplatform modern seperti TextMaker dan editor teks yang berjalan pada DOS, Linux, dan varian UNIX lainnya, yang dapat mengemulasikan perintah keyboard WordStar dengan menggunakan kombinasi tombol Ctrl. Kompiler populer seperti Turbo Pascalmenggunakan perintah keyboard WordStar pada editor IDE-nya. Software pengolah kata modern seperti Write&Set tidak hanya menggunakan antarmuka WordStar, juga format file berasal dari format WordStar versi DOS, yang mengizinkan pengguna yang tidak memiliki WordStar untuk dengan mudah membuka dan mengedit file mereka. Tersedia pula program emulator dan mapping keyboard WordStar, baik freeware maupun shareware, untuk versi terbaru Microsoft Word. Software pengolah kata modern seperti WordPerfect,StarOffice dan Microsoft Word (dengan filter yang cocok) dapat membuka dan menyimpan file dalam format WordStar.
WordStar membedakan file sebagai "document" atau "non-document" yang menimbulkan kebingungan untuk sebagian pengguna. "Document" didefinisikan sebagai file pengolahan kata WordStar yang mengandung perintah format dan pengolahan kata yang tersembunyi. File "Non-document" merupakan file teks ASCII murni tanpa perintah format dan pengolahan kata. Menggunakan WordStar dalam modus "Non-document" secara prinsip sama dengan menggunakan teks editor biasa tapi dengan banyak fitur pengolahan teks daripada yang tidak ditemukan pada editor berbasis mainframe. WordStar 5 memperkenalkan fitur modus dokumen "print preview", mengizinkan pengguna melihat dokumen secara WYSIWYG, lengkap dengan gambar dan grafik sebagaimana akan tercetak pada printer percetakan nantinya.
(Yosia Grahna)














BEBERAPA CONTOH FUNGSI ATAU PERINTAH PERINTAH PADA WORDSTAR
NAMA PERINTAH
FUNGSI
1.      Ctrl-KB dan Ctrl-KK
2.      Ctrl-P-B
3.      Ctrl-K-S
4.      Kode format/layout dokumen ^B
5.      Kode format/layout dokumen ^Y
6.      Kode format/layout dokumen ^S
7.      Ctrl+K
8.      Ctrl+QL

9.      Ctrl+KB
10.   Ctrl+KK
11.  Ctrl+KV
12.  Ctrl+KC
13.  ^RW
14.  ^RR
15.  ^RS
16.  ^BB
17.  ^BE
18.  ^BC

untuk mengawali dan mengakhiri blok
untuk menebalkan tulisan
untuk menyimpan file
untuk teks yang ditebalkan
untuk teks miring
untuk teks bergaris bawah.
untuk perintah menghitung
perintah mengaktifkan pemeriksaan pengejaan bahasa
untuk menandai awal blok
untuk mengakhiri blok
untuk memindahkan blok
untuk menyalin blok
untuk menghapus kata
untuk menghapus sebelah kanan korsor
untuk menghapus kalimat
untuk awal blok
untuk akhir blok
untuk menyalin blok

Langkah-langkah dalam membuat File Baru Wordstar :
·        Pilih file dengan menekan huruf F- Sorot new atau dapat dilakukan dengan menekan huruf pada sudut kanan menu (tekan huruf S)
·        Setelah itu, akan muncul tampilan edit screen (lembar kerja wordstar)
·        Ketik naskah anda
·        Kemudian tekan F-10
·        Ketik nama filenya

Langkah-langkah dalam membuka file :
·        Pilih file dengan menekan huruf F
·        Sorot open document, atau tekan huruf D
·        Sorot file yang ingin dibuka
·        Tekan Enter

Langkah-langkah keluar dari program Wordstar :
·        Pilih file dengan menekan huruf F
·        Pilih exit (tekan huruf X)

Langkah-langkah menyimpan file Wordstar :
·        ^KS atau F9 = menyimpan file tetapi tetap berada dalam Edit Screen
·        ^KD atau F10 = menyimpan file dan kembali ke Opening Screen
·        ^KT = menyimpan file dengan nama lain dan kembali ke Opening Screen
·        ^KX = menyimpan file dan langsung keluar dari program Wordstar

(Duto Wisnu)